Sabtu, Desember 24, 2011

PG Poerwodadie Kucurkan Bantuan Bina Lingkungan Untuk Program "Jamban Sehat"

Di Penghujung tahun ini, PKBL unit PG. Poerwodadie telah menyalurkan bantuan bina lingkungan kepada beberapa tempat ibadah dan lingkungan Karangrejo. Masing – masing tempat ibadah mendapat bantuan sebesar satu juta rupiah dan untuk program Jamban Sehat diserahkan bantuan uang lima belas juta rupiah. Program “ Jamban Sehat “ yang dilaksanakan oleh Forum Masyarakat Sehat Kecamatan Karangrejo, Magetan bertujuan untuk meningkatkan akses masyarakat khususnya di Kecamatan Karangrejo terhadap jamban sehat yang akan berdampak pada menurunkan angka kesakitan penyakit berbasis lingkungan. 
Menurut ketua panitia, dr. Rifdhani Fakhrudin N, hasil dari survey yang telah dilakukan penyebab penyakit diare adalah karena infeksi virus. Adapun cara penularannya dapat ditularkan melalui air (water borne) maupun melalui tinja (faecal borne). Untuk memutus rantai penularan diare adalah dengan menyediakan sanitasi yang memadai kepada masyarakat, terutama mempermudah akses terhadap jamban sehat. Bantuan diserahkan langsung oleh Administratur PG Poerwodadie Ir. Setyo Narwanto kepada ketua panitia dengan didampingi oleh RC PKBL Brilliant Johan.


Share:

Jumat, Desember 23, 2011

PG POERWODADIE KEMBALI GEROJOK PAKET SEMBAKO


 Dalam rangka menyambut hari raya keagamaan dan tahun baru PG. Poerwodadie sebagai unit usaha PT. Perkebunan Nusantara XI (Persero) yang merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menggelar pasar murah di 3 (tiga) kecamatan selama tiga hari berturut-turut yakni mulai tanggal 21 hingga 23 Desember mendatang. 

Kegiatan ini rangkaian dari acara BUMN Peduli 2011 yang pada tahap pertama telah dilaksanakan menjelang hari raya Idhul Fitri lalu. Sebanyak 7.000 ( tujuh ribu ) paket akan didistribusikan langsung kepada masyarakat, diantaranya Kecamatan Maospati, Kecamatan Ngariboyo, dan Kecamatan Karangrejo. Paket sembako masing-masing terdiri atas dua (2) Kg Beras, dua (2) Kg Gula pasir kualitas premium produksi PTPN XI, dan 2 (liter) minyak goreng dijual dengan harga Rp. 40.000,- ( empat puluh ribu rupiah ). 

Secara tehnis kegiatan ini bekerjasama dengan Disperindag Magetan dan pihak kecamatan yang akan menentukan titik-titik desa yang menjadi tempat distribusi. Berikut desa tempat kegiatan pasar murah berlangsung : desa Tanjung Spreh, Desa Gulun, Desa Selopanggung, Desa Grabahan, Desa Patihan, Desa Kauman, Desa Mantren, Desa Sambirembe, Desa Gondang, Desa Maron, Desa Baluk, Desa Gebyog, Desa Prampelan, Kelurahan Karangrejo, Desa Pelem dan Desa Manisrejo.

Share:

Rabu, Desember 14, 2011

PROGRAM PENANAMAN 1 MILYAR POHON TAHUN 2011

PG. Poerwodadie turut mensukseskan gerakan Penanaman Satu Milyar Pohon dengan ikut dalam kegiatan bertajuk “ Program Hari Menanam Pohon Indonesia “ di Desa Randugede Kecamatan Plaosan Magetan Selasa (13/12) lalu. Dalam kegiatan yang difasilitasi oleh pemkab. Magetan ini, PG. Poerwodadie menanam seratus (100) pohon jenis buah-buahan dalam lahan bertujuan sebagai penahan air dan dapat bermanfaat bagi punduduk sekitar dengan buahnya. Diantaranya pohon : Durian, Mangga, Sawo, Rambutan, Sukun, Jambu Darsono, Cempedak, Sirsat, dan kenitu.


Administratur dan Ketua PKBL Unit PG. Poerwodadie secara simbolis menanam bibit  pohon dalam rangka mensukseskan gerakan menanam satu milyar pohon
Bersama Panitia


Spanduk Penanaman 1 Milyar Pohon





Share:

Minggu, Juli 31, 2011

SIMPRO MEMUDAHKAN PEKERJAAN

Informasi memegang peranan sangat vital, terlebih bagi pengambilan keputusan maupun kebijakan. Bahkan ada ungkapan barangsiapa memegang informasi lebih awal maka ia akan memegang dunia. Di era ini, perkembangan tehnologi informasi amat pesat, dengan didukung piranti-piranti canggih yang beragam maka akses informasi bisa segera didapat.
Begitu juga PG. Poerwodadie, sebagai salah satu industri membutuhkan data yang valid dan cepat berkenaan dengan proses produksi yang tengah terjadi. Memfasilitasi kebutuhan tersebut, maka tim IT salah satu pabrik gula di Magetan tersebut merancang sisem informasi produksi yang disebut SimPro (System Informasi Produksi).
 
Dalam sistem informasi tersebut disajikan data-data berkaitan dengan produksi setiap jamnya, mulai dari jumlah tebu masuk, kualitas tebu, jumlah tebu digiling, rendemen, sampai gula yang diproduksi.
“ Sim Pro ini sudah berjalan 2 tahun ini, dan sekarang sedang kami kembangkan program Sim Pro dua “, jelas Yustitianus Ratna, SE. Kepala Bagian Administrasi Keuangan dan Umum PG. Poerwodadie. Program Sim Pro dua akan menyasar pada on farm, yakni menyajikan informasi mulai dari luas lahan kebun, posisi, peta bahkan jumlah biaya garap yang telah dikeluarkan dilengkapi dengan informasi database petugas tiap kebunnnya terangnya lebih lanjut.
Kepala bagian yang sekaligus ketua Gugus Tugas PG. Poerwodadie Bangkit ini akan memanfaatkan tehnologi GPS (Global Positioning System) dan citra foto satelit. “ Dalam Sim Pro Dua ini kami akan mencoba memadukan tehnologi GPS dan citra foto satelit dengan laporan yang telah ada untuk lebih mem-validkan data yang masuk, sekaligus akan mempermudah pekerjaan sehari-hari “, ungkap pria yang kerap dipanggil Yusti ini.
“ Ini berawal dari pengalaman kami di PG. Semboro dulu dan kini kami kembangkan sesuai kebutuhan di sini sehingga tercipta SimPro ini. Dari data-data yang tersaji akan mempermudah pengambilan keputusan secara cepat dan tepat oleh pimpinan “, ujar lelaki asli Yogya ini ketika menerangkan latar belakang dibuatnya program SimPro. Untuksaat ini program Sim Pro bisa diakses melalui internet dan handphone yang memiliki fitur dan akses internet. Sehingga memudahkan pimpinan untuk mengetahui informasi terkini sementara posisi tidak berada di kantor.
Sehubungan dengan adanya tanggapan positif dari Kantor Pusat, pihaknya berharap dengan turunnya tim IT Kantor Pusat akan lebih mengembangkan program informasi ini dan dibuat standarisasi bagi unit-unit.(Humas)
Share:

Senin, Juli 18, 2011

BEDAH MASJID JAMI' BAITUL MUTTAQIN MANISREJO, MAGETAN



Ramadhan masih satu bulan lagi, tetapi gaungnya sudah terasa. Masjid Jamik Baitul Muttaqin di Kelurahan Manisrejo – Magetan contohnya, Rabu (6/7) dilaksanakan pemugaran dalam rangka renovasi bangunan induk.

Kegiatan bersama antara PG. Poerwodadie dengan masyarakat Manisrejo ini diharapkan selesai Kami akan berusaha menargetkan renovasi bangunan induk Masjid sebelum puasa, sehingga tarawih diharapkan bisa diselenggarakan di sini “, terang Tri Hartoko wakil panitia renovasi masjid. Masjid yang pertama berdiri di lingkungan Manisrejo ini mempunyai nilai sejarah yang berarti bagi masyarakat sekitar. Pasalnya didirikan bersamaan dengan muktamar ormas terbesar di Indonesia, Nahdatul Ulama, yang pertama yaitu tahun 1926.
sebelum bulan puasa. “
 “ Masjid ini dibangun bertepatan dengan Muktamar Nahdatul Ulama yang pertama, yaitu tahun 1926 oleh Mbah Prawiro Utomo “, terang Syaiful Wari salah satu tokoh Masyarakat Manisrejo. ” Selain itu di kompleks masjid ini didirikan Naib-an ( KUA ) sehingga menjadi pusat kegiatan keagamaan “ ujarnya lebih lanjut. Tetapi semenjak KUA dipindah ke kecamatan Karangrejo pada tahun 1978, maka kegiatan di Masjid Jamik tersebut berangsur-angsur berkurang.   

“ Kami atas nama masyarakat mengucapkan terimakasih kepada pihak pabrik gula yang mendukung renovasi ini, dan diharapkan setelah renovasi Masjid Jamik Baitul Muttaqin ini menjadi ramai kegiatannya kembali seperti awal-awal berdirinya dulu “, ujar Eko tokoh pemuda Manisrejo.
Share:

Kamis, Juli 14, 2011

Lembaga Amil Zakat Solusi Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat

Kondisi ekonomi seringkali menjadi sandungan para siswa dan orangtua terutama bagi masyarakat ekonomi menengah kebawah. Ketiadaan biaya kerapkali membuat mereka putus sekolah atau tidak bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya. Menurut Badan Pusat Statistik Jawa Timur jumlah penduduk yang berada di bawah Garis Kemiskinan (penduduk miskin) di Jawa Timur pada bulan Maret 2011 sebanyak 5,356 juta (14,23 persen) (sumber: http://jatim.bps.go.id). 

Disisi lain wajib belajar sembilan tahun menuntut anak-anak negeri ini mengikuti standart pendidikan formal (sekolah) selama sembilan tahun, yakni jenjang sekolah dasar (SD) selama enam tahun dan sekolah menengah pertama (SMP) selama tiga tahun. 

Sebuah pilihan sulit sehingga mau tidak mau siswa dari kalangan menengah kebawah terdepak dari jenjang pendidikan yang seharusnya mereka jalani. Terlebih beberapa institusi pendidikan mulai ramai-ramai berlabel SBI maupun RSBI yang berarti memerlukan biaya lebih, membuat pendidikan seakan melambung tidak terjangkau. 


Untuk itu, maka PG. Poerwodadie melalui Takmir Masjid Baiturrohman – Magetan Jawa Timur menggandeng lembaga zakat yang ada untuk bersinergi menjadi solusi bagi beberapa siswa yang berpotensi tetapi terdesak oleh kondisi ekonomi yang minim. 

Kami akan berupaya untuk membantu anak-anak yang kurang mampu dengan memberikan beasiswa dan pembinaan bagi penerimanya “, terang Ir. Memed Tanuwijaya disela-sela acara pemnyerahan beasiswa anak yatim hari Selasa (12/07) di aula Pabrik Gula Poerwodadie. Acara yang diadakan bersama dengan Yayasan Dana Sosial al Falah Surabaya ini memberikan beasiswa anak yatim kepada 59 anak dan dua anak kurang mampu. Program yang masih dalam proses adalah beasiswa untuk anak dhuafa dan bantuan guru TPA. Program ini memberi beasiswa untuk anak yatim setiap bulannya bervariasai, sesuai jenjang pendidikan. 

Sekolah dasar memperoleh limapuluh ribu rupiah, SMP tujuhpuluh lima rupiah dan jenjang SMA seratus ribu rupiah. Selain itu mereka akan mendapat pembinaan rutin tiap pekan berupa, pembinaan agama seperti baca tulis Al Quran dan bahasa arab dasar, pembentukan karakter muslim, serta life skill. “ Ayahnya meninggal ketika Najwa masih dikandungan, sejak itu saya sendirian mencoba memberikan yang terbaik baginya. Terimakasih PG Poerwodadie dan YDSF telah membantu meringankan beban kami “, ujar Elik Budiawati wali salah seorang penerima beasiswa yatim. 

Fenomena anak putus sekolah membuat semua pihak turut berperan dan bertanggung jawab secara moral karena hal ini bukan hanya menjadi tugas pemerintah saja, demikian yang diungkapkan oleh Khoirul Anam, Ssos. perwakilan dari YDSF Surabaya. YDSF merupakan salah satu Lembaga zakat nasional yang ada di Indonesia. “ Kami selaku NGO melalui program yang ada telah membantu mengentaskan kemiskinan. Setidaknya sampai saat ini telah lebih dari 3 milyar telah kami kucurkan untuk mengatasi permasalahan sosial “ ujarnya lebih lanjut. Besarnya peran lembaga sosial terlebih lembaga amil zakat membuat permasalahan sosial sedikit demi sedikit teratasi, hal ini yang ditangkap Brilliant. 

Koordinator acara ini mengatakan bahwa peran nyata seperti ini yang dibutuhkan oleh negara ini. “ Sudah bukan saatnya lagi berdialektika, saling menyalahkan bahkan memfitnah. Kontribusi nyata mengentaskan kemiskinan khususnya dalam dunia pendidikan harus dikedepankan dan sangat dibutuhkan oleh masyarakat “ terangnya. Pihaknya telah merasakan peran Lembaga Amil Zakat yang ada sehingga akan terus bersinergi. “ Beberapa kali kami bekerja sama dengan lembaga amil zakat seperti Lembaga Manajemen Infak Cabang Magetan dan kini dengan Yayasan Dana Sosial al Falah Surabaya, sehingga telah terbukti bahwa Lembaga Amil Zakat adalah salah satu solusi bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat “, pungkasnya lebih lanjut. (Johan)
Share:

Kamis, Juli 07, 2011

AKHIRNYA SANG DEWI BISA TERUS SEKOLAH

Tahun ajaran baru 2011 baru akan dimulai, berbagai persiapan telah dilakukan baik oleh orangtua maupun siswa untuk menyongsongnya. Bagi mereka tas baru, perlengkapan sekolah baru serta seabreg peralatan lain telah disiapkan. Tapi lain halnya dengan Dewi, siswi kelas satu salah satu SMA di Maospati – Magetan telah mempunyai rencana lain. Ketiadaan biaya hendak memaksanya memupus angan-angan indah untuk terus mengejar ilmu di sekolah. Peraih ranking 10 itu pun terpaksa bertekuk lutut pada kondisi ekonomi keluarganya yang minim. 


Kasus yang menimpa Bono sehingga menyeret kepala keluarga itu ke dalam jeruji penjara, semakin membuat seret ekonomi keluarga. Menurut pengakuan keluarga, Bono tega menggelapkan BPKB temannya demi mencari uang untuk menebus raport anaknya, Dewi, karena tidak bisa melunasi SPP selama satu tahun di sekolahnya. “ Bapake ndak punya uang untuk nebus raport Dewi, jadi kena kasus “, terang Jaitun isteri Bono. Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari Jaitun bekerja sebagai tukang cuci baju pada tetangganya. Di rumah yang berukuran 3 x 5 m 2 itu, mereka tinggal berlima, dengan status tanah dan bangunan merupakan milik orang lain yang sewaktu-waktu bisa diambil empunya. Penerangan listrik pun hanya terbatas, baik daya maupun waktunya. Hal ini dikarenakan menumpang listrik dari tetangganya. Untungnya pada detik-detik terakhir menjelang penutupan daftar ulang, kisah Dewi terdengar oleh Takmir Masjid Baiturrohman PG. Poerwodadie.

Menggalang kerjasama dengan lembaga amil zakat Yayasan Dana Sosial Al Falah Surabaya dan Lembaga Manajemen Infak Cabang Magetan, maka  keinginan Dewi untuk terus sekolah terwujud. Tak hanya itu, Agus adiknya pun akan ditanggung biaya pendaftaran dan daftar ulang di salah satu SMK  Geneng – Ngawi oleh lembaga tersebut. Bahkan keduanya direncanakan akan memperoleh beastudi setiap bulannya. “ Saya ingin terus sekolah sampai lulus dan akan bekerja membantu ibu “, ujar Dewi ketika ditanya cita-citanya. Ketegaran dalam menghadapi kerasnya kehidupan pasti akan membuka jalan, sesulit apapun kondisinya niscaya “tangan-tangan-Nya” akan bekerja. (jo)
Dokumentasi Keluarga "Dewi"
Share:

Minggu, Juni 19, 2011

BAKTI SOSIAL PG POERWODADIE

Ketiadaan seringkali membuat manusia selalu dalam perasaan was-was dan kesedihan. Tetapi beban ini dirasakan sedikit berkurang oleh empatpuluh satu keluarga di desa Pelem dan sekitarnya. Pasalnya Sabtu (21/5) PG. Poerwodadie membagikan paket sembako beserta uang tunai kepada keluarga yang tidak mampu secara ekonomi. 

Kegembiraan ini dirasakan oleh mbah Sini salah satu penerima paket sembako, “ Matur suwun nduk, mbah diparingi uwos “, ungkapnya sambil berkaca-kaca. Keharuan ini rupanya juga menghinggapi panitia, salah satunya yang dirasakan oleh Damayanti Isnawari. Isteri dari Kepala Bagian Tanaman ini pun sampai meneteskan airmata haru hingga rela bersimpuh saat menyerahkan bantuan. “ Banyak saudara kita yang berada dalam kondisi seperti ini, semoga mereka diberi kekuatan untuk menghadapinya dan mampu untuk bangkit kembali“, ujarnya disela-sela rasa haru. 

“ Paket sembako ini kami bagikan untuk mengurangi beban hidup masyarakat yang tidak mampu, sekaligus sebagai rasa syukur kami atas nikmat Tuhan yang kami terima, “ terang Sujarwo panitia Poerwodadie peduli. Pemberian sembako ini merupakan awal dari program sosial yang akan dijalankan oleh PG. Poerwodadie. Menurut staf SDM dan umum ini, pihaknya akan ada melakukan rangkaian agenda, diantaranya Khitanan masal, beasiswa dan santunan anak kurang mampu, serta berbagai kegiatan lainnya.(Johan)
Share:

Kamis, Juni 16, 2011

KESEHATAN UNTUK IBU DAN ANAK ADALAH PRIORITAS UTAMA


Di indonesia angka kematian ibu dan anak masih relatif tinggi, untuk itu beberapa waktu lalu pemerintah melalui presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyerukan untuk menggalakkan kembali POSYANDU. Dalam rangka meningkatkan motivasi masyarakat terhadap aktivitas POSYANDU, PG. Poerwodadie bekerjasama dengan PUSKESMAS Karangrejo Kamis (16/06) menggelar acara sosial Pekan Kesehatan Ibu dan Anak. Bertempat di Balai Pertemuan pabrik gula, beragam acara di laksanakan mulai Sosialisasi kesehatan ibu dan anak, menimbang berat bayi, imunisasi, pemberian makanan tambahan dan paket khusus untuk balita kurang gizi hingga lomba balita sehat. “ Kami menyambut baik kegiatan ini, dan kami harapkan untuk berikutnya diadakan kembali. Disamping itu para pesertapun mendapat PMT (Pemberian Makanan Tambahan –red) yang lebih dari sekedar di POSYANDU biasa ”, ujar Ninik Margianti kader posyandu Manisrejo.


Kepala PUSKESMAS Karangrejo, drg. Sumartono, yang didampingi tim dokter dan bidan desa mengatakan bahwa momen kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian terhadap kesehatan ibu dan anak serta mendapat animo yang besar dari masyarakat. Beragam cara untuk membentuk pola hidup sehat diulas dalam penyuluhan kesehatan oleh tim dokter PUSKESMAS Karangrejo. Inisiasi Menyusui Dini (IMD) mendapat perhatian khusus bagi kader kesehatan, karena banyak manfaat dengan pemberian ASI Eksklusif kesehatan bagi anak dan ibu.
Tiga ratus tigapuluh lima peserta yang berasal dari dua desa yakni Desa Pelem dan Kelurahan Manisrejo mendapat paket Pemberian Makanan Tambahan baik untuk ibu maupun anak. Selain itu, diberikan paket tambahan berisi susu formula dan biskuit pada dua puluh tiga Balita yang minim gizi menurut data dari PUSKESMAS. Selain itu dihadiri pula oleh kader kesehatan dari masing-masing POSYANDU di Desa Manisrejo dan Pelem. Untuk diketahui kader kesehatan merupakan garda depan dari kegiatan POSYANDU.

Setyo Narwanto, administratur PG. Poerwodadie, menyebutkan bahwa kegiatan sosial mutlak sebagai bentuk tanggungjawab sosial, karena pada hakekatnya manusia adalah bermasyarakat. Untuk itu Setyo menghimbau kepada semua pihak untuk dapat memberikan simpati serta empati pada masyarakat sekitarnya. Untuk itu kegiatan sosial seperti ini telah menjadi agenda rutin PG. Poerwodadie. (Jo)
Share:

Selasa, Mei 03, 2011

THE MAN BEHIND THE SCENE : PORTAL PG. POERWODADIE

Arus jaman yang pesat amatlah berpengaruh terhadap perkembangan tehnologi informasi, sehingga seakan-akan dunia menjadi kecil. Kemudahan akses informasi menjadikan kejadian (baca: informasi) di muka bumi lain dapat diketahui dari bagian bumi manapun.

Hal inilah yang membuat pemilik nama lengkap : Nor Syah Dian Baisa tertarik mempelajari tehnologi informasi. Berawal dari diberlakukannnya Sistem Informasi Manajemen dilingkungan PTPN XI (Persero) beberapa tahun silam, bapak beranak satu yang dilahirkan pada tanggal 08 Agustus 1985 ini, otodidak mengutak-atik internet beserta jaringannya.

Otomatis ketika RAS  ( System Informasi Manajemen PTPN XI, admin ) dimulai maka kami yang ada di Unit mau tidak mau harus berinteraksi dengan internet, “ ujarnya. Justru ketika sering berinteraksi dengan dunia maya karyawan bagian AKU ini jatuh hati pada hal-hal yang berbau tehnologi informasi. “ Ndak tau kok tiba-tiba rasanya kepingin belajar program – program, padahal awalnya tidak mudeng blas “, kata Dian sambil tersenyum. Lulusan salah satu SMA di Magetan ini memulai belajar dari berselancar di dunia maya, mencari informasi dan mencoba mengutak-atik sendiri. Untunglah fasilitas disiapkan oleh manajemen PG. Poerwodadie, sehingga dari hasil aktivitas tersebut dirinya mampu menguasai beberapa bahasa program. Bukan hanya itu saja ketika ada computer yang bermasalah berkenaan dengan software maupun hardware maka karyawan asal Desa Baluk ini didapuk untuk menanganinya. Bahkan ia ditugaskan mengawal program System Informasi Manajemen Produksi (Simpro) serta bagian dari tim IT PG. Poerwodadie. Tak ayal dalam setiap kegiatan yang berkenaan dengan penggunaan media serta aplikasi tehnologi informasi keberadaannya kerap dijumpai. Sering laki-laki berjenggot ini pulang malam untuk menyelesaikan pekerjaannya yang berhubungan dengan IT, terlebih dalam musim penghujan kali ini ketika server tersambar petir beberapa kali yang menyebabkan koneksi dengan internet mati yang otomatis akan mengganggu komunikasi yang berbasis internet ia harus memperbaikinya segera. “ Seseorang harus mampu berbuat lebih dan bermanfaat bagi lingkungannya, dan terkadang kita harus mampu berkreasi dengan kondisi terbatas sekalipun. Semua berpulang pada niat masing-masing. Selama niat kita lurus, Insya Alloh akan dimudahkan “, jelasnya lebih lanjut ketika disinggung tentang motivasi dan latar belakang pendidikan yang jauh berbeda dengan situasi yang ditanganinya kini. Berbekal pengalaman yang ada, bersama tim Humas PG. Poerwodadie ia kini mengelola blog PG. Poerwodadie yang sekarang berkembang menjadi portal PG. Poerwodadie. Di portal ini pihaknya akan mencoba menginformasikan kepada khalayak luas berkenaan dengan aktivitas pabrik gula. “ Melalui media ini kami mencoba meluruskan informasi berkenaan dengan aktivitas kami. Sering kami jumpai informasi yang tidak benar beredar di masyarakat bahkan melalui tulisan di dunia maya oleh oknum yang mencoba memanfaatkan situasi, sekaligus ini merupakan sarana kami berinteraksi dengan pengguna media maya “ imbuhnya. Semangat berubah, kreasi dan inovasi memang diperlukan. Mengubah keterbaasan menjadi peluang besar mengusung perubahan. Benarlah apabila trainer motivasi mengatakan bahwa dalam mencapai kesuksesan harus dibutuhkan quantum leap, lompatan-lompatan besar yang nantinya diharapkan membawa perubahan dengan berbasis inovasi dan kreasi dalam mencapai tujuan. Kiranya budaya perusahaan ;
  1. Sukses merupakan hasil kerja sama yang didukung prakarsa peseorangan.
  2. Senantiasa berorientasi pada pertumbuhan dengan menciptakan dan memanfaatkan peluang.
  3. Mutu melandasi setiap perilaku,
semoga menjadi kunci sukses bagi kebangkitan PG. Poerwodadie dan PTPN XI (Persero).
Share:

Sabtu, Maret 05, 2011

Harapan Itu Akan Selalu Ada


Masih ingatkah pada Kisah Dewi, siswi salah satu SMA di Maospati yang terancam putus sekolah karena tidak ada biaya untuk daftar ulang dan membayar tunggakan SPP selama satu tahun? Ketiadaan biaya jua-lah yang menyebabkan Agus adik kandung Dewi Citra mengalami nasib yang sama, tidak bisa meneruskan jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Keluarga Bono yang tinggal di Kelurahan Manisrejo-Kecamatan Karangrejo tersebut memang dalam kondisi ekonomi yang sulit. Bagaimana tidak, sementara kepala keluarga tidak bisa berperan Jaitun sang isteri-lah yang mengambil alih sebagai tulang punggung keluarga. 


Dengan bekerja sebagai buruh cuci pakaian, ia mengais rupiah meneruskan kehidupan walaupun terkadang sulit untuk kebutuhan sehari-hari, terlebih untuk kebutuhan sekolah anak-anaknya. Setelah anak pertama, Dewi, telah dibantu untuk melunasi tanggungannya kepada sekolah, kini giliran Agus sang adik mendapat bantuan dari Takmir Masjid Baiturrohman PG. Poerwodadie – Magetan.

Ditemui disela-sela proses pendaftaran di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Geneng, Jaitun mengungkapkan perasaannya. “ Syukur kami telah dibantu untuk meneruskan sekolah anak, matur suwun sanget “ ujarnya terbata. “ Ananda Agus kami daftarkan disini, karena selain sesuai dengan keinginannya, mutu pendidikan di SMKN 1 Geneng bagus “, terang Asiyah surveyor Takmir Masjid yang mendampingi Agus dan Ibunya saat mendaftar. “ Tak lupa kami juga menyampaikan terima kasih kepada YDSF yang telah bekerjasama dengan Takmir Masjid Baiturrohman dalam mengatasi masalah ini. Kasus ini hanya puncak gunung es, seolah kecil tetapi saya yakin banyak yang mengalami kondisi yang sama. Di sinilah YDSF mampu menunjukkan perannya “ , kata ibu empat orang anak ini yang sekaligus sebagai kepala sekolah TK Melati PG. Poerwodadie. Selain membantu mendaftarkan pihaknya sekaligus melunasi biaya daftar ulang berupa uang seragam. Masalah di dunia pendidikan yang berlatar belakang ketidakmampuan ekonomi siswa seperti ini memang bukanlah permasalahan yang pertamakalinya terjadi. Tetapi yang menjadi fokus utama adalah solusi yang dikedepankan. Disinilah peran yang dapat diambil oleh Lembaga Amil Zakat, bagaikan fungsi baitul maal, membantu meningkatkan dan memberi kemaslahatan bagi umat.(Johan)
Share:

Kamis, Februari 03, 2011

PEKAN PENGHIJAUAN, TEBAR 1000 POHON

Dalam upaya melestarikan lingkungan dan ikut meminimalisir dampak dari global warming, Jum’at (11/2) PG. Poerwodadie menyerahkan bantuan 1.000 bibit pohon ke desa Ginuk dan Ngariboyo yang mempunyai mata air di Kecamatan Karas Magetan. Diantaranya jenis sawo kecik, beringin, jati, sengon, sukun dan mahoni. Penanaman bibit ini diharapkan mampu mengurangi polusi udara dan akar pepohonan tersebut mampu menahan air tanah sehingga mata air tersebut tidak sampai mati dan kering.

“ Mata air di beberapa desa khususnya di kecamatan Karas harus dipelihara, sehingga debit airnya tidak habis walaupun di musim kemarau. Untuk itu hari ini Kami mengadakan penanaman 1000 pohon di wilayah mata air “ terang Memed Tanuwijaya ketua tim penghijauan PKBL PG. Poerwodadie. Dengan didampingi oleh Kepala Desa Ginuk dan Camat Karas bibit pohon tersebut ditanam di titik-titik dekat mata air di desa Ginuk. “ Mata air ini dulu sebelum ada PDAM digunakan oleh warga tiga desa untuk mandi dan keperluan sehari-hari ”, ujar Supriyadi Kepala Desa Ginuk.

Tampak air jernih mengalir dari sela-sela batu dan akar pohon beringin. Oleh warga setempat air yang keluar dibuat semacam kolam dari batu untuk menampungnya. Sudah seyogyanya manusia merawat dan melestarikan alam ini, karena alam tempat manusia tinggal. (Johan)













Share:

Blog Archive

Definition List

Unordered List

.

×

Support