Rabu, Februari 11, 2015

Evaluasi UKP4: BPJS Kesehatan Catatkan Rapor Hijau

Magetan (11/02/2015) Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan mencatatkan rapor hijau atas evaluasi yang dilakukan oleh Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) pada tahun lalu. “Jika mendapatkan nilai hijau dari UKP4, maka sebagian besar dari apa yang ditargetkan telah tercapai di atas 100%,’’ ujar Kepala Grup Komunikasi dan Hubungan Antar Lembaga Ikhsan melalui keterangan resminya, Selasa (10/2). Adapun, beberapa indikator yang dinilai oleh UKP4 yakni jumlah kepesertaan, selesainya draft revisi PP Nomor 101 Th. 2012 tentang penerima bantuan iuran (PBI) secara tepat waktu, waktu penyelesaian klaim kepada fasilitas kesehatan (faskes), sosialisasi, dan upaya penanganan keluhan pelanggan. 



Indikator pertama adalah jumlah kepesertaan, BPJS Kesehatan menargetkan mampu menjaring jumlah peserta mencapai 21,6 juta peserta. Namun, hingga akhir tahun lalu lembaga nirlaba ini berhasil menggaet 133,4 juta jiwa sehingga pencapaian peserta terdongkrak menjadi 109,72%. Kedua adalah BPJS Kesehatan mampu menyelesaikan draft revisi PP Nomor 101 Th. 2012 tentang PBI secara tepat waktu. Poin ketiga, hasil UKP4 menunjukkan BPJS Kesehatan telah membayarkan klaim kepada faskes yang telah menjalin kerja sama. “Perlu kami luruskan bahwa kita memiliki rumus N-1 yang berarti bila rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan di bulan Juni, rumah sakit harus sudah menagihkan pada awal bulan Juli. Setelah tagihan masuk, BPJS Kesehatan harus membayar tagihan itu paling lambat 15 hari sejak tagihan diterima,’’ imbuhnya.

Poin keempat menyangkut sosialisasi kepada masyarakat. Berdasarkan hasil survei Sucofindo, tingkat awareness masyarakat terhadap program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikelola oleh BPJS Kesehatan sebesar 95% atau 146,15% dari target 65%. Yang terakhir adalah upaya penanganan BPJS Kesehatan terhadap keluhan pelanggan. Dari 104,427 keluhan sepanjang tahun lalu, BPJS Kesehatah telah menyelesaikan keluhan itu denganrata-rata waktu penyelesaian klaim selama 1,5 hari.

*)Berita diambil dari sini
Share:

Kondisi Gula Jawa Timur Memasuki Tahun 2015

Magetan (11/02/2015) Menutup tahun giling 2014 tercatat produksi gula Jawa Timur yang dihasilkan oleh 31 PG di Jawa Timur mencapai 1,26 juta ton. Di bawah 5 perusahaan gula yaitu PTPN X, PTPN XI, PT. Candi Baru, PT. Rajawali dan PT. Kebon Agung tebu dengan areal seluas 219.110 ha telah selesai diproduksi menjadi gula. Produksi tersebut naik 16.000 ton dibandingkan tahun 2013 silam. Kenaikan produksi ini menunjukkan berhasilnya Bongkar Ratoon yang dilaksanakan pada tahun 2013 yang lalu. Sebagaimana diketahui bahwa Bongkar Ratoon adalah peremajaan tanaman tebu, di mana tebu yang telah dikepras 3 kali atau lebih akan menurun produktivitasnya, sehingga perlu dilakukan penggantian tanaman dengan cara membongkar seluruh akar tanaman tebu untuk kemudian ditanami dengan tanaman baru dari bibit hasil KBD yang telah disertifikasi. Kegiatan Bongkar Ratoon pada tahun 2013 tersebut menampakkan hasilnya setelah tahun 2014 ini walaupun cuaca juga tak bersahabat, dan musim kemarau basah, namun produksi gula terbukti masih ada kenaikan. 

Kondisi positif tersebut juga diiringi oleh berbagai permasalahan lain yang muncul pada saat tebu sudah menjadi gula. Harga gula tebu sesuai HPP 2014 dipatok pada Rp. 8.500 /kg. Namun yang terjadi di lapangan ternyata harga lelang tebu berada di bawah HPP yaitu di kisaran Rp. 7.500 – Rp. 8.000. Rendahnya harga lelang gula ini karena tidak lakunya gula di pasaran, diduga akibat rembesan gula rafinasi yang masuk di pasar konsumsi. Mestinya gula rafinasi yang memang lebih murah itu khusus untuk industri makanan dan minuman saja. Kalau sampai merembes ke pasar konsumsi tentu saja gula PG kalah bersaing harga dan menjadi tidak laku.  

Permasalahan lain yang juga dirasakan adalah menjadi macetnya distribusi gula ke wilayah Indonesia Timur. Produksi gula Jawa Timur yang selalu surplus dari tahun ke tahun, dari total produksi Jatim 1,26 juta ton; konsumsi untuk Jawa Timur adalah 450 ribu ton sehingga ada surpus 810 ribu ton. Tahun – tahun yang lalu surplus gula Jawa Timur ini didistribusikan untuk memenuhi kebutuhan gula di Indonesia Timur, namun tahun ini nampaknya distribusi tersebut menjadi macet. Hampir tidak ada aliran perdagangan gula ke wilayah Indonesia Timur. Pertanyaannya lantas dari mana Indonesia Timur bisa memenuhi kebutuhan gula konsumsinya kalau tidak dari Jawa Timur? Dan lagi – lagi rembesan gula rafinasi ke pasar konsumsi diduga menjadi penyebabnya. 

Akumulasi dari permasalahan tersebut berakibat menumpuknya stok gula di gudang milik PG – PG di Jawa Timur. Tercatat sampai akhir tahun 2014, masih tersisa 730 ribu ton gula di gudang milik PG. Kondisi ini cukup membingungkan para pelaku industri gula di Jawa Timur. Yang juga menambah ganjalan lagi adalah pada bulan Desember 2014 tersebut pemerintah pusat mengijinkan impor raw sugar sebesar 600 ribu ton, di saat stok gula Jatim yang masih menumpuk di gudang – gudang PG ± 730 ribu ton. Situasi pergulaan tahun 2014 yang lalu, memang tantangan terbanyaknya lebih pada hilir yaitu tata niaga gula, sedang masalah hulu produksi gula yaitu mulai aspek on farm dan off farm telah menunjukkan hasil yang baik, walaupun tentu saja tetap perlu peningkatan kinerja semua aspek tersebut. 

Mengingat kondisi tahun 2014 tersebut, maka prediksi tahun 2015 mendatang nampaknya stok gula Jawa Timur akan bertambah lebih besar lagi. Sisa stok 2014 tersebut akan ditambah produksi gula tahun 2015 yang akan mulai giling bulan Mei 2015, menjadikan gula akan melimpah ruah di Provinsi Jawa Timur. Pertanyaan besarnya, lantas akan kita kemanakan gula itu? Semoga pemangku kebijakan tata niaga gula di pusat akan bisa menyelesaikan permasalahan ini sehingga petani tebu Jawa Timur akan tetap bersemangat menjadi penyumbang gula untuk memaniskan separuh nusantara.

*) Sumber berita dari sini
Share:

10 Februari 2015: Melemah, Harga Gula Dunia USD 383,80

Setelah sebelumnya menguat, harga gula kristal putih (white sugar plantation) dunia di bursa berjangka London LIFFE untuk kontrak nomor 5 ditutup melemah signifikan. Untuk pengapalan bulan Maret 2015 harga turun sebesar USD 3,00 menjadi USD 383,80. Untuk bulan Mei 2015 harga menjadi USD 387,80 (turun USD 1,90), bulan Agustus 2015 menjadi USD 395,50 (turun USD 1,80), bulan oktober 2015 menjadi USD 401,50 (turun USD 1,60), dan pengapalan bulan Desember 2015 harga menjadi USD 411,30 atau turun sebesar USD 1,10. 


Lemahnya harga juga terjadi pada transaksi gula mentah (raw sugar) di bursa berjangka New York ICE US kontrak nomor 11. Untuk pengapalan bulan Maret 2015 harga raw sugar turun sebesar USD 0,11 menjadi USD 14,71. Untuk bulan Mei 2015 harga menjadi USD 14,69 (turun USD 0,10), bulan Juli 2015 menjadi USD 14,84 (turun USD 0,10), bulan Oktober 2015 menjadi USD 15,20 (turun USD 0,11), dan pengapalan untuk bulan Maret 2016 harga menjadi 16,06 atau turun sebesar USD 0,10. 

Demikian juga untuk kontrak nomor 16 New York, untuk bulan Maret 2015 harga raw sugar turun sebesar USD 0,03 menjadi USD 24,37. Untuk bulan Juli 2015 harga menjadi USD 24,55 (turun USD 0,08), bulan September 2015 menjadi USD 24,60 (turun USD 0,03), bulan November dan Januari 2016 tidak terjadi transaksi dengan harga masing-masing USD 25,03 (naik USD 0,28) dan USD 24,98 (naik USD 0,13). 


Harga 10 februari 2015 Harga tersebut diatas adalah berlaku di negara asal, FOB per ton untuk gula kristal putih dan FOB per pound (lb) untuk gula raw sugar serta belum termasuk biaya pengapalan dan premium dengan nilai kurs per Selasa (10/02) 1 USD sama dengan Rp 12.581,-.

Sumber berita diambil dari sini
Share:

Selasa, Februari 10, 2015

09 Februari 2015 : Menguat Signifikan, Harga Gula Dunia USD 385,80

Transaksi gula kristal putih (white sugar plantation) di bursa berjangka LIFFE kontrak nomor 5 awal pekan ini, Senin (09/02) ditutup menguat signifikan. Untuk pengapalan bulan Maret 2015 harga naik sebesar USD 5,00 menjadi USD 386,80. Untuk bulan Mei 2015 harga menjadi USD 389,70 (naik USD 6,10), bulan Agustus 2015 menjadi USD 395,30 (naik USD 4,40), bulan Oktober 2015 menjadi USD 403,10 (naik USD 3,80), dan pengapalan untuk bulan Desember harga naik USD 3,00 menjadi USD 412,40. 

Kenaikan harga juga terjadi pada transaksi gula mentah (raw sugar) di bursa berjangka New York kontrak nomor 11. Untuk pengapalan bulan Maret 2015 harga naik sebesar USD 0,31 menjadi USD 14,82, bulan Mei 2015 harga menjadi USD 14,79 (naik USD 0,21), bulan Juli 2015 menjadi USD 14,94 (naik USD 0,15), bulan Oktober 2015 menjadi USD 15,31 (naik USD 0,09), dan pengapalan bulan Maret 2016 harga naik sebesar USD 0,06 menjadi USD 16,16. Sebaliknya untuk kontrak nomor 16 mengalami penurunan harga. 

Harga raw sugar untuk bulan Maret 2015 sebesar USD 24,48 atau turun sebesar USD 0,07, bulan Mei 2015 harga menjadi USD 24,40 (turun USD 0,44), bulan Juli 2015 menjadi USD 24,63 (turun USD 0,34), bulan September 2015 menjadi USD 24,63 (turun USD 0,47), dan untuk bulan November 2015 harga menjadi USD 24,75 atau turun sebesar USD 0,53. Harga tersebut diatas adalah berlaku di negara asal, FOB per ton untuk gula kristal putih dan FOB per pound (lb) untuk gula raw sugar serta belum termasuk biaya pengapalan dan premium. Sedangkan nilai tukar rupiah pada Senin (09/02) lalu adalah Rp 12.616, per 1 USD. 

Sumber berita : http://www.ptpn-11.com
Share:

Pisah Kenal Direktur PT Perkebunan Nusantara XI

Setelah sebelumnya terjadi pergantian Direktur Utama dari Andi Punoko ke Dolly P. Pulungan, PT Perkebunan Nusantara XI Senin (09/02) melakukan pisah kenal Direksi yang dilanjutkan dengan serah terima jabatan di kantor pusat PTPN XI.

PT Perkebunan Nusantara XI

Hadir dalam acara itu Direktur Utama, Dolly P. Pulungan, Direktur yang purna tugas Ery Iswadi, Burhan Chotib, Titis Adji Wisanggeni, dan Direktur yang menggantikan adalah Budi A. Prabowo, dan M. Kholidi, serta seluruh pejabat puncak beserta manajer unit usaha dan anak perusahaan. 




*) Sumber gambar dan berita diambil dari sana
Share:

06 Februari 2015: Menguat Signifikan, Harga Gula Dunia USD 381,80

Harga gula kristal putih (white sugar plantation) dunia menguat signifikan pada transaksi hari Jumat (06/02) di bursa berjangka London LIFFE kontrak nomor 5. Untuk pengapalan bulan Maret 2015 harga naik sebesar USD 3,30 menjadi USD 381,80. Untuk bulan Mei 2015 harga menjadi USD 383,60 (naik USD 0,20), bulan Agustus 2015 harga flat USD 390,90, bulan Oktober 2015 menjadi USD 399,30 (naik USD 0,30), dan pengapalan bulan Desember 2015 harga turun sebesar USD 0,20 menjadi USD 409,40. 

Penguatan harga juga terjadi untuk transaksi gula mentah (raw sugar) di bursa berjangka New York ICE US kontrak nomor 11. Untuk pengapalan bulan Maret 2015 harga naik USD 0,10 menjadi USD 14,51. Untuk bulan Mei 2015 harga menjadi USD 14,58 (naik USD 0,06), bulan Juli 2015 harga flat USD 14,79, bulan Oktober 2015 harga menjadi USD 15,22 (turun USD 0,04), dan bulan Maret 2016 harga turun sebesar USD 0,02 menjadi USD 16,10.

Sebaliknya penurunan harga terjadi untuk kontrak nomor 16 New York. Bulan Maret 2015 harga turun USD 0,33 menjadi USD 24,55, bulan Mei 2015 harga menjadi USD 24,84 (urun USD 0,18), bulan Juli 2015 menjadi USD 24,97 (turun USD 0,15), bulan September dan November 2015 tidak terjadi transaksi dengan harga masihg-masing USD 25,10 (turun USD 0,08) dan USD 25,28 (flat).
 


Harga tersebut diatas adalah berlaku di negara asal, FOB per ton untuk gula kristal putih dan FOB per pound (lb) untuk gula raw sugar serta belum termasuk biaya pengapalan dan premium. Sedangkan nilai tukar rupiah pada Jumat (06/02) lalu adalah Rp 12.550,- per 1 USD.

*) Sumber berita diambil dari sini dengan sedikit perubahan
Share:

Sabtu, Februari 07, 2015

Rakor PTPN XI : Rencana Revitalisasi PG Asembagus dan PG Jatiroto

http://www.ptpn-11.com
Magetan ( 07/02/2015) Jelang memasuki giling tahun 2015 PT Perkebunan Nusantara XI menggelar rapat koordinasi Rabu (04/02) kemarin di Kantor Pusat Surabaya. Kegiatan itu dihadiri oleh Direksi, seluruh Manajer Distrik, para General Manager Unit Usaha Pabrik Gula dan para Kepala Divisi. Dalam paparannya, Aris Toharisman Direktur Produksi menyampaikan rencana revitalisasi dua unit usaha PT Perkebunan Nusantara XI  yaitu Asembagus dan Jatiroto. 

Selain peningkatan kapasitas giling, kualitas mutu gula juga mendapat perhatian sehingga diharapkan gula produknya berkualitas premium sehingga mampu bersaing terlebih saat pasar bebas ASEAN diberlakukan. Koordinasi tersebut merupakan salah satu kunci dalam menjalankan misi perusahaan. PT Perkebunan Nusantara XI adalah perusahaan agrobisnis yang berbasis tebu dengan 16 unit usaha pabrik gula dengan wilayah kerja tersebar di Jawa Timur.

*) Sumber berita dari sini dengan beberapa perubahan
Share:

Jumat, Februari 06, 2015

05 Februari 2015 : Naik Tipis, Harga Gula Dunia USD 378,50

Harga gula kristal putih (white sugar plantation) di bursa berjangka London LIFFE kontrak nomor 5 ditutup menguat tipis. Untuk pengapalan bulan Maret 2015 harga naik USD 0,80 menjadi USD 378,50. Untuk bulan Mei 2015 harga menjadi USD 383,40 (turun USD 1,70), bulan Agustus 2015 menjadi USD 390,90 (turun USD 3,70), bulan Oktober 2015 menjadi USD 399,00 (turun USD 5,20), dan untuk pengapalan bulan Desember 2015 harga turun sebesar USD 5,40 menjadi USD 409,60.  
Sebaliknya penurunan harga terjadi pada transaksi gula mentah (raw sugar) di bursa berjangka New York ICE US kontrak nomor 11. Untuk pengapalan bulan Maret 2015 harga turun sebesar USD 0,04 menjadi USD 14,41. Untuk bulan Mei 2015 harga menjadi USD 14,52 (turun USD 0,16), bulan Juli 2015 menjadi USD 14,79 (turun USD 0,18), bulan Oktober 2015 menjadi USD 15,26 (turun USD 0,18), dan pengapalan bulan Maret 2016 harga turun sebesar USD 0,16 menjadi USD 16,12. 


Penurunan harga juga terjadi pada kontrak nomor 16 New York. Untuk bulan Maret 2015 harga raw sugar turun sebesar USD 0,04 menjadi USD 24,73 meski tidak terjadi transaksi. Untuk bulan bulan Mei 2015 harga menjadi USD 24,98 (turun USD 0,02). Sedangkan untuk bulan Juli, September dan November 2015 tidak terjadi transaksi dengan harga masing-masing USD 25,00 (turun USD 0,05), USD 25,17 (naik USD 0,02), dan USD 25,28 (naik USD 0,25).

Harga 5 februari 2015 Harga tersebut diatas adalah berlaku di negara asal, FOB per ton untuk gula kristal putih dan FOB per pound (lb) untuk gula raw sugar serta belum termasuk biaya pengapalan dan premium. Sedangkan nilai tukar rupiah pada Kamis (05/02) lalu adalah Rp 12.590,- per 1 USD.

*) Sumber berita dari sini dengan sedikit perubahan
Share:

Rapat dengan DPR, mendag dibanjiri kritik soal impor gula


Menteri Perdagangan (Mendag) Rahmat Gobel dibanjiri kritik saat rapat dengar pendapat dengan Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat ( DPR) RI. Kritikan terkait impor raw sugar atau gula mentah hingga gula rembesan dan gula rafinasi. Pasalnya, anggota dewan merasa heran kenapa pemerintah masih membuka kran impor gula di tengah swasembada gula sedang digadang-gadang Presiden Joko Widodo ( Jokowi). “Kenapa bahwa pemerintah sekarang presiden khususnya bagaimana swasembada pangan. 

Khususnya swasembada yang dibidangi Kemendag, garam gula, yang distribusinya perlu sebaik-baiknya,” ujar salah satu anggota Komisi VI DPR Komisi VI Lili Asdjudiredja di Komplek Parlemen, Selasa (3/2) malam. Lantaran dibuka lebarnya importasi gula, Lili menuding terjadi ‘permainan’ dalam hal ini. “Kami menyampaikan kemarin ini adalah mafia, samurai. Di mana di situ ada yang namanya dewan gula, mendag, menperin, mentan, men BUMN. Tapi itu dewan gula lewat semuanya, pabrik gula BUMN rontok. Kalau kita lihat, mafianya ada di perindustrian, perdagangan, dan BUMN,” tudingnya. 

Senada dengan Lili, Abdul Wahid, anggota Komisi VI lainnya menanyakan kebutuhan gula mentah industri gula rafinasi. Pasalnya, M.Luthfi saat menjabat sebagai Mendag mengungkapkan pemerintah telah mengimpor gula mentah sebanyak 4,6 juta ton. “Diketahui kalangan stakeholder gula itu 3,2 juta ton. Padahal kebutuhan 2,2 juta ton. Itu masih saya pertanyakan apakah ada? Saat itu di Yogya pak Lutfi mengagetkan 3,2 juta ton. Yang benar itu 4,6 juta ton. Benar nggak ini?” tanya Wahid. “Itu terkait dengan utang piutang 11 gula rafinasi itu dengan kemendag. Mohon dicek itu. Itu seorang menteri menyampaikan di depan stakeholder gula,” tandasnya.

Sumber berita dari sini
Share:

Kamis, Februari 05, 2015

04 Februari 2015: Flat, Harga Gula Dunia USD 377,70

Harga gula kristal putih (white sugar plantation) dunia di bursa berjangka London LIFFE kontrak nomor 5 ditutup flat untuk pengapalan bulan Maret 2015 yakni dikisaran USD 377,70. Untuk bulan Mei 2015 harga menjadi USD 385,10 (turun USD 1,00), bulan Agustus 2015 menjadi USD 394,60 (turun USD 0,90), bulan Oktober 2015 menjadi USD 404,20 (turun USD 0,80), dan untuk pengapalan bulan Desember 2015 harga turun USD 0,30 menjadi USD 415,00. 

Pelemahan harga terjadi untuk transaksi gula mentah (raw sugar) di bursa berjangka New York kontrak nomor 11. Untuk pengapalan bulan Maret 2015 harga turun USD 0,02 menjadi USd 14,45, untuk bulan Mei 2015 menjadi USD 14,68 (turun USD 0,06), bulan Juli 2015 menjadi USD 14,97 (turun USD 0,05), bulan Oktober 2015 menjadi USD 15,44 (turun USD 0,05), dan untuk pengapalan bulan Maret 2016 harga turun USD 0,03 menjadi USD 16,28. 

Demikian pula untuk kontrak nomor 16 New York, Harga raw sugar turun sebesar USD 0,02 menjadi USD 24,98 untuk bulan Mei 2015. Sedangkan untuk bulan Maret 2015 tidak terjadi transaksi meski harga turun USD 0,04 menjadi USD 24,73. Demikian juga untuk bulan Juli, September, dan November 2015 tidak terjadi transaksi dengan harga masing-masing USD 25,00 (turun USD 0,05), USD 25,17 (naik USD 0,02), dan USD 25,28 (naik USD 0,25). 


Harga 4 februari 2015 Harga tersebut diatas adalah berlaku di negara asal, FOB per ton untuk gula kristal putih dan FOB per pound (lb) untuk gula raw sugar serta belum termasuk biaya pengapalan dan premium. Sedangkan nilai tukar rupiah pada Rabu (04/02) lalu adalah Rp 12.546,- per 1 USD. 

*) Sumber dari sini
Share:

Senin, Februari 02, 2015

BPJS Kesehatan Bahas Rencana Pembiayaan 2015


Magetan (02/02/2015) Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan sepanjang 2015 menargetkan dapat menyempurnakan pelayanan kesehatan bagi publik. 

Dalam Rapat Arahan dan Strategi Nasional tahun 2015 lembaga yang baru berumur satu tahun ini merancang rencana kerja yang fokus pada tiga bidang utama pelayanan kesehatan yakni pengumpulan pendapatan, pengumpulan resiko dan pola dan besaran pembayaran bagi fasilitas kesehatan. 

Ikhsan, Kepala Grup Komunikasi BPJS Kesehatan, menyatakan malam ini di rencanakan Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil akan memberikan pengarahan kepada seluruh jajaran dereksi hingga kepala cabang BPJS Kesehatan. " mengenai rencana kerja BPJS Kesehatan pada tahun 2015, khususnya mengenai pembiayaan BPJS Kesehatan tahun 2015," jelas Ikhsan dalam keterangan tertulis, Jumat (30/1/2015). 

Lembaga yang ditargetkan melayani kesehatan bagi seluruh masyarakat pada 2019 ini menargetkan pada tahun ini menyelesaikan tiga fungsi utama yakni sukses implementasi Kartu Indonesia Sehat, Kendali Mutu dan Kendali Biaya serta sukses kolektibilitas iuran dan pemingkatan rekrutmen peserta penerima upah.

*) Sumber berita dari sini


Share:

Skema Penjaminan Produk BPJS Menuai Protes


Magetan (02/02/2015) Perusahaan asuransi mengkritik keras pernyataan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan yang menegaskan hanya produk asuransi kesehatan dengan sistem manage care saja yang bisa ikut dalam skema koordinasi manfaat (coordination of benefit/CoB) dengan badan penyelenggara tersebut. 

Direktur PT Asuransi Sinar Mas Dumasi M.M. Samosir menyatakan produk dengan sistem indemnity harusnya juga bisa di-CoB-kan. “Menurut saya, CoB tidak harus dengan produk manage care,” ujarnya seperti dikutip Bisnis.com, Jumat (30/1/2015). Dumasi juga berbicara mewakili Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), sebagai anggota dari asosiasi. Managed care adalah salah satu bentuk sistem asuransi kesehatan yang mengendalikan utilisasi dan biaya yang efisien melalui seleksi dan pengawasan provider. 

BPJS Kesehatan menggunakan sistem manage care tersebut. Sementara itu, perusahaan asuransi swasta kebanyakan menggunakan produk indemnity yang memberikan keleluasaan tertanggung menggunakan jasa kesehatan atau provider dengan dibatasi adanya plafon dana. Menurut Dumasi, dua hal ini tetap bisa disinkronkan karena ada patokan tarif INA-CBG’s. Dia mencontohkan jika pasien peserta BPJS Kesehatan dan juga menggunakan asuransi swasta dirawat dengan diagnosis tifus, maka yang menjadi tanggungan BPJS Kesehatan adalah sesuai dengan tarif INA-CBG’s untuk penyakit tifus berdasarkan kelas pasien. Sementara itu, asuransi swasta membayar selisihnya. 

“Kalau tagihan dari rumah sakit Rp100 juta, BPJS Kesehatan membayar sesuai tarif INA-CBG’s, sisanya kami yang membayar,” jelasnya. Dumasi menyatakan pihaknya telah melakukan simulasi untuk membuktikan bahwa dalam setiap kasus, porsi yang dibayar perusahaan asuransi komersial selalu lebih besar dari yang dibayarkan oleh BPJS Kesehatan. Togar Pasaribu, Plt Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menjelaskan pihaknya akan terus melakukan upaya agar CoB menemui kesepakatan dari berbagai pihak. Saat ini, AAJI dan AAUI intens membicarakan persoalan CoB dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan menyampaikan hasilnya kepada Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) yang melakukan komunikasi dengan BPJS Kesehatan. 

SULIT DITERAPKAN 

Anggota Dewan Jaminan Sosial Nasional Suprayitno menyatakan CoB antara BPJS Kesehatan dan perusahaan asuransi swasta sulit diterapkan jika tidak ada persamaan cara perhitungan. Menurutnya, skema pembayaran berdasarkan pelayanan (fee for service) yang sudah diterapkan asuransi swasta tidak mungkin sepakat dengan standar Indonesia Case Base Groups (Ina CBG).

"Dengan skema ini, CoB antara BPJS dan Asuransi Umum akan sulit ketemu," ujarnya Kamis (29/1/2015). Agar dapat saling mendukung, imbuhnya, sebaiknya asuransi umum membentuk skema produk yang sama dengan cara perhitungan BPJS dengan memintakan standar tindakan rumah sakit, sedangkan selisih klaim ini yang kemudian dipasarkan oleh perusahaan asuransi swasta. 

Angelia Agustine, dari Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia yang menjadi tim teknis CoB dengan BPJS menyatakan 51 perusahaan asuransi akan berinovasi memasarkan produknya jika skema manage care dengan pelayanan berjenjang tetap dipaksakan pada 1 Juli mendatang. Protes industri, menurutnya, lebih karena mewakili kepentingan nasabah yang akhirnya harus membayar skema kesehatan perusahaan menjadi dua kali, sedangkan fasilitas kesehatan ini pada akhirnya tidak termanfaatkan optimal.

*) Sumber berita dari sini

Baca Juga :

BPJS Kesehatan Bahas Rencana Pembiayaan 2015

Share:

Ini Beda Jaminan Kesehatan Nasional RI Dan Jepang


Magetan (02/02/2015) Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan, Tjandra Yoga Aditama menyatakan terdapat sejumlah perbandingan terhadap sistem jaminan kesehatan nasional (JKN) yang diselenggarakan oleh Indonesia dan Jepang. 

Menurut Tjandra, semua rakyat Jepang tercakup dalam asuransi kesehatan. Kepesertaan terbagi lewat tiga sistem yakni Government insurance, Employee's insurance dan ‎Others insurance. Government insurance, diikuti 38 juta orang, dengan medical cost sebesar 10 triliun Yen. ‎Employee's insurance, diikuti 68 juta orang, dengan medical cost sebesar 15 triliun Yen. Sedangkan ‎Others insurance, diikuti 15 juta orang, dengan medical cost sebesar 14 triliun Yen. 

"Di Indonesia sekarang belum semua tercakup asuransi, baru 2019 semua penduduk dengan sistem utamanya lewat BPJS Kesehatan‎," jelas Tjandra di Jakarta, Minggu (1/2/2015). Sebagai gambaran dari 250 juta penduduk, pada akhir 2015 Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan diperkirakan baru melayani 178 orang. Tjandra juga mencermati terdapat kesamaan beban kesehatan di Jepang dan Indonesia dimana biaya kesehatan sebagian besar untuk masyarakat berusia lanjut. "Expenditure akan sama bebannya, artinya yang usia tua akan menghabiskan healthcare expenditure lebih banyak di Indonesia dan Jepang. Hanya saja proporsi orang usia tua di Jepang lebih tinggi dari di Indonesia," imbuhnya. Sedangkan layanan yang tidak dijamin terdapat persamaan secara garis besar. 

Yang menonjol di Jepang kelahiran normal tidak ditanggung sementara di Indonesia tetap tercover. Selain itu untuk Jepang walau masyarakat disarankan untuk ke fasilitas tingkat pertama, akan tetapi jika pasien datang langsung ke rumah sakit tetap dilayani. "Aturan ini berbeda dengan di Indonesia yang menerapkan rujukan berjenjang." Tjandra juga menyoroti pendapatan para dokter di Jepang yang merata, sementara sistem kapitasi di Indonesia masih memberikan pendapatan yang lebih besar pada dokter yang melayani pasien lebih banyak.

*)Sumber berita dari sini
Share:

Blog Archive

Definition List

Unordered List

.

×

Support