Rapat dengan DPR, mendag dibanjiri kritik soal impor gula



Menteri Perdagangan (Mendag) Rahmat Gobel dibanjiri kritik saat rapat dengar pendapat dengan Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat ( DPR) RI. Kritikan terkait impor raw sugar atau gula mentah hingga gula rembesan dan gula rafinasi. Pasalnya, anggota dewan merasa heran kenapa pemerintah masih membuka kran impor gula di tengah swasembada gula sedang digadang-gadang Presiden Joko Widodo ( Jokowi). “Kenapa bahwa pemerintah sekarang presiden khususnya bagaimana swasembada pangan. 

Khususnya swasembada yang dibidangi Kemendag, garam gula, yang distribusinya perlu sebaik-baiknya,” ujar salah satu anggota Komisi VI DPR Komisi VI Lili Asdjudiredja di Komplek Parlemen, Selasa (3/2) malam. Lantaran dibuka lebarnya importasi gula, Lili menuding terjadi ‘permainan’ dalam hal ini. “Kami menyampaikan kemarin ini adalah mafia, samurai. Di mana di situ ada yang namanya dewan gula, mendag, menperin, mentan, men BUMN. Tapi itu dewan gula lewat semuanya, pabrik gula BUMN rontok. Kalau kita lihat, mafianya ada di perindustrian, perdagangan, dan BUMN,” tudingnya. 

Senada dengan Lili, Abdul Wahid, anggota Komisi VI lainnya menanyakan kebutuhan gula mentah industri gula rafinasi. Pasalnya, M.Luthfi saat menjabat sebagai Mendag mengungkapkan pemerintah telah mengimpor gula mentah sebanyak 4,6 juta ton. “Diketahui kalangan stakeholder gula itu 3,2 juta ton. Padahal kebutuhan 2,2 juta ton. Itu masih saya pertanyakan apakah ada? Saat itu di Yogya pak Lutfi mengagetkan 3,2 juta ton. Yang benar itu 4,6 juta ton. Benar nggak ini?” tanya Wahid. “Itu terkait dengan utang piutang 11 gula rafinasi itu dengan kemendag. Mohon dicek itu. Itu seorang menteri menyampaikan di depan stakeholder gula,” tandasnya.

Sumber berita dari sini

Cari Berita