Rabu, Desember 31, 2014

Kemdag Tetapkan Aturan Baru Distribusi Gula Rafinasi

Ilustasi Gula Rafinasi ( Antara )
Magetan (30/12/14) Kementerian Perdagangan telah menetapkan aturan baru terkait distribusi gula kristal rafinasi (GKR), dengan menganulir Surat Edaran Menteri Perdagangan No. 111/M-DAG/2/2009 tentang Petunjuk Pendistribusian Gula Kristal Rafinasi. "SE No. 111/2009 sudah dicabut, langsung kontrak dengan industri pengguna," kata Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Srie Agustina, di Jakarta, Rabu (24/12). Srie mengatakan, untuk distributor yang akan memenuhi kebutuhan industri kecil menegah (IKM), Kementerian Perdagangan berencana untuk mengatur dengan menggunakan mekanisme distributor terdaftar. "Untuk saat ini basisnya melalui kontrak, tidak melalui distributor," ucap Srie. 

 Dalam surat Menteri Perdagangan Nomor 1.300/M-DAG/SD/12/2014 perihal Instruksi Pendistribusian Gula Kristal Rafinasi tersebut, alasan pencabutan SE 111/2009 itu adalalah dalam rangka untuk menjaga tertib distribusi agar sesuai dengan peruntukannya. Surat tersebut juga menindaklanjuti hasil rapat antara Menteri Perdagangan, Menteri Perindustrian dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). 

Instruksi dalam surat tersebut antara lain adalah untuk mengatasi rembesan GKR ke pasar konsumen, dimana basis persetujuan impor gula mentah (raw sugar) didasarkan pada "supply chain" dan mekanisme kontrak antara industri rafinasi dan industri makanan minuman sesuai dengan rekomendasi dari Kementerian Perindustrian ke Kementerian Perdagangan. Mulai 1 Januari 2015, terhadap setiap hasil produksi GKR oleh industri hanya disalurkan langsung kepada industri makanan dan minuman sebagai pengguna sesuai dengan kontrak yang telah disepakati. 

Pelanggaran atau penyimpangan dalam penyaluran gula kristal rafinasi tersebut akan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Surat tersebut ditujukan kepada 11 perusahaan gula rafinasi yang tergabung dalam Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI) yaitu, PT Sugar Labinta, PT Dharmapala Usaha Sukses, PT Duta Sugar Internasional, PT Sentra Usahatama Jaya, PT Makassar Tene, dan PT Jawamanis Rafinasi. Selain itu, PT Permata Dunia Sukses Utama, PT Angel Products, PT Berkah Manis Makmur, PT Andalan Furnindo, dan PT Medan Sugar Industri. * 

*) Sumber dari sini
Share:

Senin, Desember 29, 2014

Pabrik Gula Harus Direvitalisasi

Pabrik Gula Purwodadi Dengan Latar Belakang Gunung Lawu
Magetan (28/12/2014) Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Heri Gunawan mengatakan pabrik gula di Indonesia harus direvitalisasi untuk mendongkrak produksi gula nasional sehingga negeri ini tidak lagi mengimpor gula. "Revitalisasi tersebut mulai dari manajemen industri, peralatan atau mesin, teknologi, gudang penyimpanan dan sumberdaya manusianya," kata Heri kepada Antara di Sukabumi, Selasa. Menurutnya, seharusnya Indonesia tidak perlu mengimpor gula dari luar negeri karena bahan baku utamanya yakni tebu, ada di Indonesia, bahkan jika manajemen dan alatnya mumpuni tidak menutup kemungkinan gula Indonesia diekspor ke Asia dan Eropa. 

Selain itu, pengusaha gula saat ini belum bisa bersaing di luar negeri, bahkan pelaku industru gula terus meminta tambahan impor kuota gula impor walaupun harga jual dari petani terus anjlok karena menumpuknya persediaan gula di pabrik. "Seharusnya diutamakan menyerap gula dari petani jangan mengambil dari impor, jika kondisi seperti ini terus bertahan kapan akan sejahtera petani gula nasional," tambahnya. Ia mengatakan pemerintah harus mengurangi impor gula bila perlu tidak ada lagi gula impor yang bisa mengurangi keuntungan dan kemajuan pasar gula dalam negeri. 

 Dia menyarankan, untuk solusi jangka pendek dilakukan dengan mengaktifkan perusahaan gula berstatus Badan Usaha Milik Negara untuk mendongkrak produksi. "Dengan manajemen yang baik dan adanya penambahan insentif serta kejelasan harga serta pasar untuk petani gula secara bertahap Indonesia tidak akan impor gula lagi," tambah dia. Tidak hanya kuantitasnya yang harus diperbaiki, tetapi juga kualitas, karena gula lokal harus lebih baik apalagi menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang dipastikan produk luar negeri akan menyerbu pasar Indonesia. Oleh karena itu, daya saing pengusaha lokal harus digenjot, tutup dia. 

Sumber : Antara
Share:

Minggu, Desember 28, 2014

Tebu Transgenetik Kunci Menuju Swasembada Gula

Gambar Tebu transgenik ( http://cholis244.student.unej.ac.id)
Pakar perkebunan berharap penemuan tebu transgenetik yang toleran terhadap kekeringan akan menjadi kunci menuju swasembada gula dan sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani. Menurut penemu sekaligus Dosen dan peneliti di Centre for Development of Advanced Science and Technology (CDAST) Universitas Jember di Jember, Selasa, Bambang Sugiharto, Selasa, di Jember, tebu transgenetik pertama di dunia yang tahan terhadap kekeringan ini diharapkan mampu mendongkrak produktivitas gula tebu nasional yang kini masih di kisaran 5,25 ton per hektare. Apalagi berdasarkan data produksi di lahan uji coba pabrik gula Rejosarie, Magetan, Jawa Timur, kata Bambang, hablur per hektare dari tanaman Produk Rekayasa Genetika (PRG) meningkat 207,33 persen dibandingkan tanaman non PRG di areal yang sama. 


Peningkatan hablur per hektare ini, katanya, akan membantu peningkatan produksi gula nasional yang tahun ini ada di kisaran 2,5 juta ton, sedangkan kebutuhan gula pada periode yang sama diperkirakan 5,9 juta ton. Menurut Bambang, hasil temuan rekayasa genetika yang dikembangkan PTPN XI melalui kerja sama dengan Ajinomoto Co. Inc dan Universitas Jember dan diberi nama NXI 4T ini akan mengatasi masalah ketersediaan air karena bertambah luasnya lahan kering akibat perluasan permukiman dan persaingan penggunaan lahan untuk budi daya tanaman lain dan adanya perubahan iklim. 

"Dari total areal perkebunan tebu PTPN XI yang mencapai 72.572 hektare, sekitar 29.049 hektare di antaranya merpakan lahan kering," katanya. Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia, Arum Sabil, menilai tebu transgenetika yang berhasil dikembangkan Universitas Jember ini akan mengurangi impor gula karena bisa meningkatkan produksi lewat rendemen dan bobot tanaman. Yang penting, menurut dia saat menerima kunjungan pewakilan dari perusahaan benih dipadepokan pertaniannya di Jember, harus ada kemauan politik dari pemerintah karena tanaman rekayasa teknologi ini merupakan jawaban terhadap masalah pangan dan peningkatan kesejahteraan petani. 

"Upaya petani untuk mengandalkan tanaman konvensional untuk mendongkrak produksi gula nasional tidak lagi cukup. Kita petani tradisional bisa mengambil manfaat bersama-sama dari penemuan ini," kata Arum. Dia meminta pemerintah bisa bersikap lebih bijaksana dan transparan dalam masalah gula nasional. Pemerintah juga tidak pernah memberi kepastian mengenai persoalan tanaman bio teknologi ini, sementara beberapa kalangan selalu bicara mengenai bahaya menggunakan produk dari tanaman jenis ini, katanya. Namun di sisi lain, tegas Arum, negara ini justru selalu mengandalkan impor komoditas yang justru berasal dari tanaman transgenetika, seperti kedelai untuk produksi tahu dan tempe maupun jagung untuk pakan ternak. "Saya melihat dalam persoalan ini seperti ada grand design yang dilakukan kelompok tertentu untuk mempertahankan kepentingannya memburu rente ekonomi dari bisnis impor produk pangan," katanya. 

Sumber : Antara
Share:

Selasa, Desember 23, 2014

Akhir Tahun, Pergulaan Masih Kritis

Sumber : PTPN XI

SURABAYA (23/12/2014) Menjelang tutup tahun 2014 pergulaan Indoensia khususnya Jawa Timur masih berada dalam kondisi kritis. Hal ini bisa dilihat dari menumpuknya stok produksi sampai dengan 1 Desember ini masih sebanyak 655.624 ton. Sejumlah 172.180 ton merupakan milik pabrik gula, sedangkan sebanyak 76.980 ton adalah milik petani dan selebihnya merupakan milik pedagang. Terlebih harga tertinggi yang ditawarkan melalui proses lelang masih jauh dibawah HPP yang ditetapkan pemerintah melalui Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 45/2014 yakni sebesar Rp 8.500 per kilogramnya. 

Hasil lelang terakhir di PTPN XI untuk gula milik sendiri masih dikisaran Rp 7.500 per kilogramnya, sedangkan gula petani penawaran di kisaran Rp 7.600 hingga 7.800 per kilogramnya. Karena masih jauh dibawah HPP maka lelang dinyatakan batal. “ Harga yang ditawarkan dalam lelang hari Rabu tanggal 17 dan Kamis tanggal 18 kemarin masih jauh dari harapan, sehingga baik lelang gula milik PTPN XI dan gula milik petani dinyatakan batal “, terang Muhammad Khoiri sekretaris perusahaan PTPN XI. 

Pada tahun 2015 nanti, diprediksi Indonesia terancam kekurangan bahan baku tebu, karena banyak petani tebu yang kecewa atas kondisi harga gula Indonesia yang masih di bawah harapan sehingga berniat beralih ke komoditas lain. Sedangkan mayoritas pabrik gula berbasis tebu mengandalkan pasokan bahan baku dari petani tebu. Untuk itu perlu ada kebijakan pemerintah dalam mengatasi hal ini, berupa jangka pendek hingga jangka panjang harapnya lebih lanjut. (Jo)
Share:

Prihatin Krisis Pergulaan, DPRD Situbondo Kunjungi PTPN XI

Sumber :PTPN XI
SURABAYA (22/12/2014) Rendahnya harga gula dan masih menumpuknya stok gula di masing-masing gudang pabrik gula membuat Komisi II DPRD Situbondo merasa prihatin. Setelah melakukan koordinasi dengan Kementrian Perdagangan, Kementrian Pertanian dan Kementrian BUMN, wakil rakyat tersebut mengunjungi Kantor Pusat PT Perkebunan Nusantara XI di Surabaya Kamis (18/12) kemarin. Menurut M. Syakur Jalil anggota komisi II rembesan gula rafinasi hingga ke pasar domestik menjadi sebab tidak terserapnya gula petani hingga masih menumpuk di gudang. Hal ini akan berdampak pada sektor perekonomian Situbondo yang 25 % masyarakat nya bergantung tebu. 

Pihaknya mengkawatirkan keberlanjutan komoditas tebu di Situbondo, terlebih banyak petani tebu yang kecewa dengan kondisi pergulaan selama dua tahun terakhir dan akan berpindah menanam komoditas lain seperti palawija. Ditambah lagi hingga saat ini kredit ketahanan pangan dan energi dari salah satu lembaga perbankan tidak bisa dicairkan. “ Hingga awal Desember ini stok hasil produksi pabrik gula PTPN dan RNI di Jawa Timur sebesar 655.624 ton “, jelas Muhammad Khoiri Sekretaris Perusahaan PTPN XI. 

Pihaknya menyebutkan PTPN XI meningkatkan daya saing dengan menerapkan manajemen mutu ISO 9001:2008 dan SNI hingga rencana menerapkan proses remelt karbonatasi di unit usaha Distrik Timur. Gula hasil dengan proses Remelt karbonatasi berkualitas premium sama dengan gula rafinasi. Untuk diketahui Unit Usaha Semboro di Jember telah menerapkan proses ini. “ Kami setuju dan menerima masukan dari Komisi II ini, namun terkait dengan penyaluran dana KKPE merupakan kebijakan pihak perbankan “, terangnya lebih lanjut. Untuk saat ini dari 37 ribu hektar areal perkebunan di Situbondo, sebesar kurang lebih 10 hektar adalah lahan tebu sehingga disebut sebagai salah satu lumbung tebu Jawa Timur. Terdapat empat unit suaha PTPN XI di Kabupaten Situbondo yakni, pabrik gula Asembagus, Wringinanom, Olean dan Panji. (Jo)
Share:

Senin, Desember 22, 2014

Program Penanaman 1 Milyar Pohon,PG Purwodadi Ajak Warga Tanami Lahan Kosong

   
Ir. Akief Arifin Bersama Muspika dan Tokoh Masyarakat Sekitar PG Purwodadi

Program Penanaman 1 Milyar Pohon bukan semata-mata tanggung jawab pemerintah. BUMN, lembaga swasta dan masyarakat juga harus mendukung program penghijauan tersebut. Itu yang ditunjukkan PG Purwodadi, Karangrejo untuk upaya pelestarian lingkungan sekitar. Seluruh manajemen PG diajak melakukan tanam pohon di sekitar lapangan Kelurahan Manisrejo, Karangrejo, Sabtu pagi (20/12).


Manajemen PG yang berada di bawah naungan PT Perkebunan Nusantara XI juga memberikan 600 bibit tanaman untuk warga Kelurahan Manisrejo dan Desa Pelem. Bibit tanaman produktif itu harus di tanam di areal lahan gundul. Penghijauan ini akan dilakukan secara berkesinambungan. "Kami ingin berpartisipasi dalam gerakan menanam 1 miliar pohon. Karena program itu sangat bermanfaat untuk keseimbangan lingungan," Jelas General Manager PG Purwodadi, Akief Arifin kepada Jawa Pos Radar Lawu.
General Manager PG Purwodadi, Ir. Akief Arifin Dalam Kegiatan Program Penanaman 1 Milyar Pohon

Penanaman pohon di areal lahan kosong membarengi dengan Corporate Social Responsiblity (CSR) Perusahaan. Seperti tahun-tahun sebelumnya ( baca disini ), PG Purwodadi juga melakukan penanaman pohon serentak yang melibatkan warga sekitar. CSR Perusahaan juga diperuntukkan berbagai kegiatan kepedulian dan bakti sosial. "Kami akan terus berupaya untuk melakukan penghijauan, tentunya kami juga menggandeng seluruh lapisan masyarakat yang ada di sekitar PG Purwodadi untuk menjaga dan merawat tanaman tersebut. Kegiatan seperti ini rutin diadakan setiap tahunnya," lanjutnya. 

Bibit yang ditanam merupakan tanaman keras dan produktif, seperti bibit jati yang sangat cocok untuk penghijauan dan menangkal erosi. Juga pohon mangga dan rambutan yang nanti bisa dimanfaatkan buahnya oleh warga sekitar. "Kami sudah berkoordinasi dengan Dinas Kehutanan dan Perkebunan dalam upaya penghijauan ini," paparnya.
Ketua IIKB PG Purwodadi Ikut Berpartisipasi Dalam Program 1 Milyar Pohon

Dalam kesempatan itu, manajemen PG juga memperkenalkan produk air minum kemasan  Sgarr yang diproduksi PG Pradjekan Bondowoso. "Ini merupakan air minum kemasan produk asli dari PTPN XI, dan juga merupakan salah satu bukti nyata dari manfaat menanam pohon atau program penghijauan."

*) Sumber : Radar Lawu Dengan Beberapa Perubahan
Share:

Blog Archive

Definition List

Unordered List

.

×

Support