Gula dan Beras Aman dari Pemberlakuan MEA




Magetan (15/01/2015) Senior Advisor Asosiasi Gula Indonesia Wayan R Susila mengatakan, para produsen gula Indonesia tidak perlu mengkahawatirkan pemberlakukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada tahun 2015 ini. Pasalnya, beras dan gula masuk dalam kategori high sensitive risk atau yang mendapatkan perhatian pemerintah. 

“Beras dan gula aman dari MEA karena masuk high sensitive risk. Gula pasar nomor dua yang terdistorsi setelah beras. Jadi, pasti pemerintah akan melindungi itu karena negara lain juga lakukan hal demikian,” ungkapnya dalam konferensi pers di Gedung Gula Negara, Jakarta, Selasa (13/1). Sebelumnya, para produsen gula cemas menjelang berlangsungnya MEA atau Pasar Bebas ASEAN di akhir 2015. Mereka takut bersaing dalam hal produksi gula, terutama ancaman barang jasa impor. 

Apalagi, kondisi industri gula nasional cukup memprihatinkan. Kondisi pabrik gula, mesin, bahkan luas areal tanam tebu di dalam negeri tidak sebesar di Thailand. Menurut catatan AGI, saat ini luas areal tanam tebu di Indonesia hanya 470.000 hektare, sedangkan di Thailand mencapai 1,2 juta hektare. Sementara itu, kapasitas pengolahan pabrik tebu di Thailand mampu menggiling 13.000 ton tebu per hari, sedangkan di Indonesia hanya 3.000 ton tebu per hari. 

Berita diambil dari sini, gambar diambil dari sana

Baca Juga :

Apa yang harus Anda ketahui tentang Masyarakat Ekonomi Asean ??

Cari Berita