RDP DPRD Magetan Bersama PG Poerwodadie Terkait Rencana Pengelolaan Emisi Cerobong Boiler Musim Giling 2012



Menindaklanjuti aspirasi masyarakat Manisrejo yang disampaikan melalui DPRD Magetan seminggu sebelumnya, terkait upaya pengelolaan emisi cerobong boiler PG Poerwodadie pada musim giling 2012, Selasa 13 Maret 2012 bertempat di Ruang Badan Anggaran DPRD Magetan dilaksanakan Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Komisi B DPRD Magetan dengan Tim Lingkungan PG Poerwodadie. RDP juga menghadirkan pihak Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Magetan dan LSM Team 9 Kelurahan Manisrejo Kecamatan Karangrejo. Ketua Komisi B, Suratman, dalam sambutan pembukaannya menyatakan dampak kegiatan usaha saat ini terus perkembangan sejalan dengan perkembangan jaman. Demikian juga halnya dengan keberadaan PG Poerwodadie yang ada di tengah-tengah pemukiman penduduk. Salah satu dampak yang belum sepenuhnya teratasi oleh PG adalah munculnya limbah abu terbang (fly ash) yang sangat dirasakan oleh masyarakat kelurahan Manisrejo yang berada di sebelah Utara PG. 


Oleh sebab itu manajemen PG diminta komitmennya mencari upaya supaya dampak tersebut dapat dieliminir sesuai ambang batas yang dapat diterima. Komisi B juga menyarankan agar pihak PG melakukan studi banding ke PG-PG yang telah berhasil mengelola limbah fly ash-nya. Dalam keterangannya Tim Lingkungan PG Poerwodadie yang disampaikan langsung oleh Administratur PG Ir. Setyo Narwanto, sejak tahun 2001 berbagai upaya telah dilakukan manajemen PG untuk mengatasi limbah fly ash, tidak kurang tenaga ahli dari 2 perguruan tinggi top di Indonesia, ITS Surabaya dan ITB Bandung, telah dilibatkan untuk merancang system penangkap fly ash. Upaya paling akhir pada 2011 adalah penyempurnaan Dust Collector (DC) yang dilengkapi dengan wet cyclone scrubber. Upaya 2011 ini belum optimal karena saat seluruh beban dialirkan melalui DC maka kinerja boiler malah turun sehingga PG hanya mampu beroperasi 50 % dari kapasitasnya. 


Untuk persiapan giling 2012, PG kembali mengandeng Konsultan dari alumni UGM Jogjakarta untuk merancang bangun ulang sistem penangkap debu yang ada. Manajemen PG sangat berkepentingan pada kesuksesan desain baru ini, lebih-lebih mulai tahun 2012 ini PG Poerwodadie dimasukan dalam penilai Proper oleh Kementerian LH. Memang permasalahan fly ash PG Poerwodadie ini muncul lebih disebabkan karena boiler yang ada adalah boiler teknologi lama yang bertekanan rendah dan belum dilengkapi system penangkap debu. Oleh sebab itu solusi terbaik masalah ini adalah investasi boiler tekanan menengah yang berteknologi baru dan sudah dilengkapi system penangkap fly ash. Namun hal ini membutuhkan biaya yang sangat besar dan kewenangan ada di manajemen induk perusahan, direksi PTPN XI di Surabaya. Menanggapi penjelasan administratur ini, Komisi B berharap manajemen PG mengupayakan agar hasil rancang bangun ulang DC tahun 2012 dapat selesai tepat waktu dan dalam jangka panjang mewujudkan pergantian boiler yang ada ini dengan boiler tekanan menengah. Untuk itu dewan akan mendukung upaya PG melakukan lobbi ke direksi maupun Kementerian BUMN. RDP ditutup dengan kunjungan lapangan semua peserta ke PG Poewodadie. 

Cari Berita