Semester I, PTPN XI Bukukan Laba Rp 12 Miliar


Kinerja PTPN XI dalam semester pertama tahun ini semakin mengeliat kearah kemajuan. Direktur Utama PTPN XI Dolly P. Pulungan mengatakan kinerja pabrik meningkat karena perseroan menerapkan sistem respons cepat atas perubahan di lapangan. “Perpaduan antara semangat dan keputusan cepat membuat pabrik termotivasi bekerja maksimal,” akunya. Hingga semester 1 ini PTPN XI telah membukukan laba 12 miliar jauh melampaui proyeksi rencana yang biasanya merugi karena baru mulai giling. Menurut Pulungan, hal ini terjadi karena pihaknya mulai mampu mengatasi masalah dilapangan dan cepat serta mendatangkan sejumlah konsultan turut memberikan ilmu baru. “Ada konsultan yang kami ajak memberi masukan agar kinerja pabrik bisa maksimal, konsultan lokal kami manfaatkan untuk merefresh ketrampilan operasional sedang konsultan India membantu dalam rancang bangun revitalisasi dan hilirisasi menuju pabrik yang modern ,” terangnya 

Sementara itu hingga pertengahan Agustus ini, lima Pabrik Gula (PG) milik PTPN berhasil masuk dalam sepuluh besar capaian rendemen. Posisi atas masih ditempati PG Assembagoes dengan perolehan SHS prosen tebu sebesar 8,05% dan produksi SHS mencapai 14.403 ton. PG Pradjekan diurutan keempat dengan SHS prosen tebu sebesar 7,78% dan produksi sebesar 14.473 ton. Diurutan keenam diduduki PG Pagottan dengan SHS prosen tebu 7,53% dan produksi SHS sebesar 12.817 ton. “PG Pandjie menempati urutan kedelapan dengan SHS prosen tebu 7,56% dan produksi SHS 7.577 ton dan PG Poerwodadie di posisi Sembilan dengan perolehan SHS prosen tebu sebesar 7,55% dan produksi SHS 10.598 ton,” tandasnya. 

Direktur SDM dan Umum PTPN XI M. Cholidi menambahkan peningkatan kualitas produksi pabrik juga dipengaruhi peningkatan kemampuan personalia di pabrik. “Soft skill mereka harus terus diperhatikan, kendala ketrampilan ini mulai terasa ketika para operator senior banyak yg pensiun. Sedangkan pengganti nya belum siap. keterbatasan alat juga direspons cepat agar tidak terakumulasi menjadi bottle neck yang sangat mengganggu. Ini bagian dari upaya kita agar pabrik gula terus bisa bersaing,” aku Cholidi Menurutnya strategi peningkatan kemampuan, penyegaran pengetahuan — salah satu caranya dengan mendatangkan contoh dari negara lain — dan respons cepat akan pemenuhan kebutuhan investasi peralatan pabrik akan terus dilakukan 

Sumber berita dari sini

Cari Berita