Pabrik PTPN XI Peringkat Pertama Produksi Gula


PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI mencatatkan sejumlah pabrik produksinya dalam jalam jajaran produsen gula terbaik. Berdasarkan data giling pabrik gula hingga akhir Juni, Pabrik Gula Asembagoes di bawah pengelolaan PTPN XI menduduki peringkat pertama berdasarkan indikator produktivitas dan kualitas per ton tebu. 

Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI Dolly P Pulungan mengatakan, presentasi superium hoofd suiker (SHS) tebu pabrik Gula Assembagoes tercatat 7,61 persen. Angka tersebut, menurut dia, mencerminkan kualitas rendemen hingga efisiensi pabrik dalam menghasilkan gula. 

Sementara pabrik lain di bawah pengelolaan PTPN XI juga masuk jajaran 10 besar pabrik di Jawa berdasar standar SHS atau gula kepala kelas super. Pabrik gula (PG) Semboro di Jember, berada di urutan ke tujuh dengan SHS 6,74 persen , PG Pradjekan Bondowoso di urutan ke delapan dengan SHS tebu 6,63 persen dan PG Pandjie di Situbondo berada di urutan ke sepuluh, dengan 6,48 persen. 

"Pabrik lain seperti Djatiroto (Lumajang) akan diberi treatment sehingga produksi dan produktivitas meningkat sehingga setelah Lebaran bisa masuk tiga besar," ujar Dolly, melalui siaran pers yang diterima Republika Ahad (12/7). 

PTPN XI tahun ini mendapat alokasi Penyertaan Modal Negara (PMN) Rp 650 miliar. Dana tersebut digunakan antara lain untuk meningkatkan kapasitas PG Djatiroto dari 7.500 ton tebu per hari menjadi 10.000 per hari. Menurut Dolly, penaikan kapasitas juga bakal diarahkan ke PG Assembagoes yang saat ini berkapasitas 3 ribu ton per hari, menjadi 6.000 per hari. Adapun total produksi 16 pabrik gula PTPN XI tahun ini diproyeksikan 470.000 ton gula kristal putih (GKP) atau naik dari realisasi tahun lalu, 418.000 ton. "Investasi dan perbaikan pabrik gula menjadi perhatian PTPN XI. Di antaranya perbaikan mutu gula mengarah ke mutu premium sebagaimana saat ini dihasilkan PG Semboro dan memperbesar kapasitas giling pabrik gula," tegas Pulungan. 

Perbaikan dan peningkatan kapasitas, lanjut dia, bertujuan agar GKP produksi dalam negeri bisa memenuhi kebutuhan industri makanan dan minuman yang selama ini dipenuhi dari impor gula. "Diharapkan dengan performance pabrik gula yang bagus, nantinya dengan gula mutu premium kita akan bisa menggantikan gula impor. Gula produk terebut masuk jenis gula premium dengan standar SNI tinggi, icumsa rendah sehingga program investasi tersebut efektif dan berdaya guna serta menghasilkan nilai kompetensi yang lebih tinggi," papar dia. Terkait dengan tuntutan peningkatan mutu gula, PTPN XI telah melengkapi dengan sertifikasi baik mutu manajemen ISO 9001:2008 maupun Standar Nasional Indonesia (SNI) yang telah diperoleh 16 Pabrik Gula PTPN XI. 

Produk perseroan juga mengantongi rekomendasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur tentang jaminan Halal produk GKP diharapkan menjadi nilai tambah. Menghadapi momen Lebaran khususnya himbauan pemerintah untuk menjaga HET harga eceran tertinggi, Dirut PTPN XI meminta seluruh unit pabrik gula untuk mengendalikan harga pokoknya dan efisiensi pabrik. "Pabrik Gula PTPN XI harus bisa menjaga harga pokok masing-masing karena merupakan kunci utama, apapun yang terjadi bila harga pokok di bawah harga jual. Kita akan memperoleh keuntungan dan berefek kepada kemajuan perusahaan serta kemajuan kesejahteraan stakeholder khususnya karyawan dan petani," ujar dia. 

Sumber : Republika

Cari Berita