BAGI-BAGI GULA DI TENGAH KENAIKAN HARGA


Selama bulan Agustus yang didalamnya awal dimulainya bulan Ramadhan, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadi inflasi sebesar 0,56%. Jumlah yang tidak terlalu besar tetapi cukup berpengaruh pada tingkat perekonomian masyarakat berpendapatan dibawah rata-rata. Walaupun begitu, BPS tetap memperkirakan pada bulan September inflasi tetap tidak akan melebihi angka 1 %. Sebagai salah satu penyumbang inflasi tersebut adalah kenaikan harga gula yang mulai merambat menjelang Ramadhan hingga mencapai puncak pada pertengahan September berada dalam kisaran Rp. 10.000 / Kg di tingkat konsumen. Tak ayal lagi kenaikan ini menimbulkan keresahan di masyarakat. Gula sebagai salah satu bahan pokok, terlebih mendekati hari raya Idul Fitri 1430 H amat dibutuhkan keberadaannya oleh masyarakat. Harga yang melambung menyebabkan keberadaannya sulit terjangkau oleh konsumen. Ditengah-tengah kesulitan tersebut, PTPN XI (Persero) PG. Poerwodadie sebagai salah satu BUMN, menyalurkan bantuan gula secara cuma-cuma kepada masyarakat desa sekitar. Tak kurang sekitar 6460 kilogram (6,4 ton) gula pasir disalurkan melalui instansi desa untuk dibagikan kepada masyarakat masing-masing desa. Tercatat ada 14 kecamatan yang menerima bantuan gula tersebut dengan 4 desa terdekat yang mendapat prioritas lebih dalam penyalurannya, yaitu Kelurahan Manisrejo, Desa Pelem, Mantren, dan Karangrejo. “ Mekanisme pemberian bantuan yang dimulai dari tanggal 7 September hingga menjelang hari raya Iedul Fitri tersebut diserahkan pada instansi desa yang terkait. Diharapkan pembagian bisa merata dan bisa dipertanggung jawabkan karena mereka lebih mengenal kondisi sosio – ekonomi warganya ” terang Buktiono, SE. Kepala bagian AKU PG. Poerwodadie.

 Pabrik gula yang terletak di Kabupaten Magetan tersebut menyalurkan gula bantuan setiap tahunnya. Hal ini dirasakan sebagai karunia tersendiri oleh masyarakat terlebih dalam masa kini dimana harga gula mengalami lonjakan. Sebagaimana diungkapkan oleh Eko Didik Prihandono ( 42 th ) salah satu tokoh dari Manisrejo, ” Dengan adanya program ini sangat membantu sekali masyarakat. Kami merasa terobati dan diringankan akibat harga gula yang tinggi ”. selain itu pengurus Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Sie Lingkungan Manisrejo tersebut menuturkan bahwa masyarakat bersyukur dan menghargai keberadaan pabrik yang sampai saat ini dirasakan manfaatnya. Demikian juga dengan yang diungkapkan Sidik Kepala Desa Mantren, bahwa bantuan ini sangat membantu warga dan dia berharap semoga PG. Poerwodadie tetap eksis sehingga bantuan bisa dinikmati setiap tahun dan bertambah jumlahnya. Program ini sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan terhadap lingkungan sekitar. Suatu tatanan masyarakat yang harmonis memerlukan simpati, empati dan tanggungjawab semua pihak, tanpa ada tekanan terhadap pihak lain demi keuntungan pribadi atau golongan. Mengenai mekanisme penyaluran gula tersebut, Eko menjelaskan bahwa data-data calon penerima bantuan telah divalidasi oleh masing-masing RT. Sehingga kemungkinan tidak tepat sasaran sangat kecil, bahkan bisa dipastikan tidak ada. Semua dalam koordinasi BPBSM (Badan Pengelola Bantuan Sosial Masyarakat) bagian dari struktur LPM, sebagaimana bantuan-bantuan lain yang diterima oleh Kelurahan.

Cari Berita