Dirut PTPN XI Andi Punoko Jalani Hidup Dengan “Enjoy”



Kesibukan yang dijalani setiap hari untuk memimpin perusahaan besar di PTPN XI, tak semudah membalikan kedua telapak tangan. Hampir seluruh kekuatan & pikiran terfokus pada strategi bisnis yang tak pernah habis. Namun demikian, berkat pengalaman dan jatuh bangunnya seorang Andi Punoko dalam kepemimpinan sebelumnya di PTPN VII Bandar Lampung selama 5 tahun membuatnya tidak harus banyak beradaptasi di PTPN XI. Enjoy menjalani hidup menjadi kata kunci keberhasilannya. Sesibuk apapun, menurut pria kelahiran Metro, Lampung 5 Oktober, masih tetap punya waktu untuk keluarga. "Memang hidup ini adalah berdasarkan prinsip keseimbangan, saling menerima dan memberi, saling belajar untuk membangun hidup yang lebih baik dan saling menghargai. Bila karyawan hidup sejahtera, tentu mereka akan lebih sehat dalam menjalankan tugas-tugas sehingga produktivitasnya pun pasti meningkat, jadi tidak ada alasan bahwa karyawan itu jadi beban tetapi justru sebagai asset utama membangun usaha menjadi maju dan tangguh", ujar alumnus Fakultas Ekonomi Akuntansi Universitas Gadjah Mada tahun 1983 ini. 

Namun menurut suami dari Yenni Retnawati, seberat apa pun tugas dan tanggung jawab yang diembannya, ia tetap rileks dan enjoy. Sebagai seorang leader pada perusahaan besar BUMN ini, memegang prinsip hidup yang seimbang dengan alam. Andi mengaku, dalam kesehariannya baik di kantor maupun di rumah selalu mempertahankan gaya hidup yang seimbang dengan alam. “Work and Leisure, inilah pedoman hidup saya dalam bekerja, dengan cara menyeimbangkan antara kerja, refreshing, juga membagi-bagi waktu buat keluarga. Hidup ini memang selalu sibuk, bayangkan bekerja di PTPN XI tentu akan menguras tenaga dan pikiran kepada strategi bisnis. Oleh sebab itu, bila tak pintar dan bijak menjalaninya, kemungkinan tidak kuat,” ungkap Andi. 

Sesibuk apapun pekerjaan di kantornya, ayah dari Almas, Fira, Ina, Firta & Ika ini tidak lupa menyempatkan waktu untuk bercengkerama dengan keluarga. Jabatan Pimpinan yang diembannya di PTPN XI ini tidak akan menghalanginya menjadi seorang ayah dan suami yang baik di rumah. “Selalu punya waktu untuk bercengkerama bersama putra-putri tersayang. Namun, tak pernah saya meremehkan tanggung jawab di perusahaan,” kata Andi. Selain sibuk dengan tugas-tugasnya di kantor, Andi juga kerap menjadi motivator dalam lokakarya atau training tertentu. “Dengan kegiatan memotivasi orang lain, otomatis kita juga ikut memotivasi diri kita sendiri untuk lebih konsentrasi dalam bekerja,” ungkap Andi. 


Pemimpin Yang Berempati

Andi dikenal sebagai pemimpin yang berempati kepada bawahannya, mencoba mengatasi setiap persoalan yang muncul dalam perusahaan dengan mencari sudut pandang yang sama antara perusahaan dan pekerja. Selama bertugas di PTPN XI, Andi Punoko lebih banyak turun ke kebun bersama Direksi untuk melihat lebih dekat seluruh elemen di kebun-kebun, sehingga karyawanpun akan merasa diperhatikan oleh atasannya, bahkan tidak segan-segan mengajak karyawan makan bakso atau minum es misalnya, dengan cara seperti ini karyawan akan bangga punya pemimpin yang dekat dengan bawahan. Inilah yang memacu semangat mereka semakin tinggi. 

Menurut Andi, dalam menjalani hidup dan bekerja haruslah menerapkan rumus-rumus kehidupan. Salah satunya menurut Andi adalah rumus yang membangun budaya perusahaan dirumuskan bersama dengan tata nilai PTPN XI yang terdiri dari 5 unsur yaitu Produktif, Amanah, ber-Kualitas, Simpatik dan Inovatif yang disingkat ProAKSI. Definisi rumusan diatas menurutnya sebagai uraian dalam bekerja untuk mempersembahkan kepuasan kepada seluruh stakeholders. “Untuk dapat produktif dan bermutu, harus well-organized, baik secara individu maupun bersama-sama. Secara individu, orang yang tidak well-organized tidak bisa fokus dan kehilangan orientasi. Secara corporate, perusahaan yang tidak well-organized pasti tujuan usaha tidak akan tercapai. Semua agama mengajarkan bahwa hidup adalah untuk melayani bukan untuk dilayani. Dari sinilah ide bahwa amanah dan simpatik harus menjadi bagian dari tata nilai diperusahaan,” papar Andi Punoko. 

Selain itu, menurut Andi Punoko, bekerja itu harus inovatif, karena di luar sana persaingan semakin ketat dan sering kali cenderung tidak sehat. Orang yang tidak mau berubah secara inovatif, dia tidak akan eksis. Menurut Andi, tipe dan perangai para pekerja sangat beragam membutuhkan leadership yang kuat. Mereka ingin dipimpin, tidak ingin diatur. “Jadi tugas utama seorang pimpinan harus bisa menciptakan kondisi, di mana setiap individu di dalam perusahaan dapat mengatur dirinya sendiri untuk bersinergi satu sama lain agar apa yang dihasilkan convergen dengan visi dan misi perusahaan. Tugas pemimpin, cukup memberi kepemimpinan, tanpa perlu banyak mengatur", jelas pria ramah ini. 

Menurut Andi Punoko yang sering diundang mengisi ceramah diberbagai masjid ini, bila seorang pemimpin harus mengatur para pekerja satu persatu apa yang harus mereka kerjakan, apa yang harus dipikirkan dan bagaimana detail yang harus mereka jalani dalam bekerja, berarti tidak akan pernah fokus untuk menjalankan strategi bisnis termasuk di PTPN XI ini. Para pekerja cukup dipimpin dan supaya mereka mau dipimpin, maka sang pemimpin pun harus jadi role model sebagai teladan. “Karena pada hakikatnya, seorang pemimpin harus bisa sebagai panutan bagi bawahannya, karena apa yang dikerjakan pemimpin, maka karyawan bawahan pun akan melihat dan mengikutinya,” ungkap Andi Punoko.

Jaga Penampilan

Sebagai pemimpin, Andi sangat peduli pada penampilannya sehari-hari tak hanya dirinya pribadi tetapi penampilan seragam para karyawannyapun tak luput dari perhatiannya. Andi mengutip Sharon Voros dalam bukunya The Road To CEO. Sharon Voros mengungkapkan ada 8 faktor yang mempengaruhi leadership presence (kualitas kepemimpinan), satu di antaranya adalah penampilan. “Saya sangat setuju itu karena bagaimanapun, sosok itu sangat penting. Harus diakui bahwa orang masih lebih bertanya “who is the singer” daripada “what is the song,” kata Andi yang punya hobi membaca dan jalan-jalan bersama keluarga ini. Penyuka kuliner ini pandai menempatkan diri dalam berbusana untuk menjaga penampilan. Misalnya, di kebun cukup memakai kaos saja agar lebih leluasa bergerak. “Sedangkan di kantor agar lebih berkesan resmi dengan logo ProAKSI. Karena seragam adalah cerminan dari Visi dan Misi sebuah perusahaan. Demikian juga di dalam keluarga, saya telah menanamkan kepada anak-anak untuk berpenampilan sesederhana mungkin. Mereka bangga dan selalu mengingatkan ayahnya agar senantiasa menjaga penampilan dengan sederhana,” papar Andi. Andi prihatin melihat penampilan para tokoh masyarakat saat ini, terutama kepada anak-anak muda di depan umum dimana memakai busana yang minim dan berkesan kurang sopan, sehingga tidak lagi mencerminkan sesuai dengan adat Timur. [www.majalahglobalreview.com]


Sumber berita dan gambar dari sini dengan sedikit perubahan

Cari Berita