Lembaga Amil Zakat Solusi Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat


Kondisi ekonomi seringkali menjadi sandungan para siswa dan orangtua terutama bagi masyarakat ekonomi menengah kebawah. Ketiadaan biaya kerapkali membuat mereka putus sekolah atau tidak bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya. Menurut Badan Pusat Statistik Jawa Timur jumlah penduduk yang berada di bawah Garis Kemiskinan (penduduk miskin) di Jawa Timur pada bulan Maret 2011 sebanyak 5,356 juta (14,23 persen) (sumber: http://jatim.bps.go.id). 

Disisi lain wajib belajar sembilan tahun menuntut anak-anak negeri ini mengikuti standart pendidikan formal (sekolah) selama sembilan tahun, yakni jenjang sekolah dasar (SD) selama enam tahun dan sekolah menengah pertama (SMP) selama tiga tahun. 

Sebuah pilihan sulit sehingga mau tidak mau siswa dari kalangan menengah kebawah terdepak dari jenjang pendidikan yang seharusnya mereka jalani. Terlebih beberapa institusi pendidikan mulai ramai-ramai berlabel SBI maupun RSBI yang berarti memerlukan biaya lebih, membuat pendidikan seakan melambung tidak terjangkau. 


Untuk itu, maka PG. Poerwodadie melalui Takmir Masjid Baiturrohman – Magetan Jawa Timur menggandeng lembaga zakat yang ada untuk bersinergi menjadi solusi bagi beberapa siswa yang berpotensi tetapi terdesak oleh kondisi ekonomi yang minim. 

Kami akan berupaya untuk membantu anak-anak yang kurang mampu dengan memberikan beasiswa dan pembinaan bagi penerimanya “, terang Ir. Memed Tanuwijaya disela-sela acara pemnyerahan beasiswa anak yatim hari Selasa (12/07) di aula Pabrik Gula Poerwodadie. Acara yang diadakan bersama dengan Yayasan Dana Sosial al Falah Surabaya ini memberikan beasiswa anak yatim kepada 59 anak dan dua anak kurang mampu. Program yang masih dalam proses adalah beasiswa untuk anak dhuafa dan bantuan guru TPA. Program ini memberi beasiswa untuk anak yatim setiap bulannya bervariasai, sesuai jenjang pendidikan. 

Sekolah dasar memperoleh limapuluh ribu rupiah, SMP tujuhpuluh lima rupiah dan jenjang SMA seratus ribu rupiah. Selain itu mereka akan mendapat pembinaan rutin tiap pekan berupa, pembinaan agama seperti baca tulis Al Quran dan bahasa arab dasar, pembentukan karakter muslim, serta life skill. “ Ayahnya meninggal ketika Najwa masih dikandungan, sejak itu saya sendirian mencoba memberikan yang terbaik baginya. Terimakasih PG Poerwodadie dan YDSF telah membantu meringankan beban kami “, ujar Elik Budiawati wali salah seorang penerima beasiswa yatim. 

Fenomena anak putus sekolah membuat semua pihak turut berperan dan bertanggung jawab secara moral karena hal ini bukan hanya menjadi tugas pemerintah saja, demikian yang diungkapkan oleh Khoirul Anam, Ssos. perwakilan dari YDSF Surabaya. YDSF merupakan salah satu Lembaga zakat nasional yang ada di Indonesia. “ Kami selaku NGO melalui program yang ada telah membantu mengentaskan kemiskinan. Setidaknya sampai saat ini telah lebih dari 3 milyar telah kami kucurkan untuk mengatasi permasalahan sosial “ ujarnya lebih lanjut. Besarnya peran lembaga sosial terlebih lembaga amil zakat membuat permasalahan sosial sedikit demi sedikit teratasi, hal ini yang ditangkap Brilliant. 

Koordinator acara ini mengatakan bahwa peran nyata seperti ini yang dibutuhkan oleh negara ini. “ Sudah bukan saatnya lagi berdialektika, saling menyalahkan bahkan memfitnah. Kontribusi nyata mengentaskan kemiskinan khususnya dalam dunia pendidikan harus dikedepankan dan sangat dibutuhkan oleh masyarakat “ terangnya. Pihaknya telah merasakan peran Lembaga Amil Zakat yang ada sehingga akan terus bersinergi. “ Beberapa kali kami bekerja sama dengan lembaga amil zakat seperti Lembaga Manajemen Infak Cabang Magetan dan kini dengan Yayasan Dana Sosial al Falah Surabaya, sehingga telah terbukti bahwa Lembaga Amil Zakat adalah salah satu solusi bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat “, pungkasnya lebih lanjut. (Johan)

Cari Berita